Mereka ragu pada halal dan haram, takut efek samping
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan cakupan vaksinasi pada kelompok sasaran lanjut usia (lansia) di Indonesia berjalan lambat sebab dipengaruhi oleh keterbatasan wawasan mereka seputar penyakit penyerta atau komorbid.

"Masih banyak lansia takut divaksin, rata-ratanya salah pemahaman tentang komorbid yang tidak boleh divaksin," kata dia yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Nadia mengatakan keterbatasan wawasan lansia seputar informasi komorbid membuat mereka cenderung mudah terpengaruh oleh berbagai informasi bohong atau hoaks sehingga urung ikut serta dalam program vaksinasi nasional.

Baca juga: KSAL: Ekonomi segera pulih dengan capaian vaksinasi sesuai target

"Mereka jadi enggan divaksin karena termakan hoaks atau informasi yang salah dan menjadi keyakinan," katanya.

Salah satunya berkaitan dengan keraguan lansia terhadap kehalalan produk vaksin. "Mereka ragu pada halal dan haram, takut efek samping," katanya.

Nadia memastikan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang saat ini beredar di Indonesia telah dijamin keamanannya bagi masyarakat dan vaksin terbaik saat ini adalah yang tersedia di Tanah Air.

Dilansir berdasarkan dashboard vaksin Kementerian Kesehatan RI, Jumat siang, capaian vaksinasi COVID-19 untuk target sasaran 21.553.118 jiwa lansia mencapai 27,05 persen atau setara 5,8 juta jiwa lebih untuk dosis pertama. Dosis kedua telah diterima 19,07 persen atau 4,1 juta jiwa lebih.

Baca juga: TNI-Polri bantu genjot vaksinasi COVID-19 di Medan

Capaian tersebut relatif tertinggal dari kelompok masyarakat rentan dan umum yang telah mencapai 28,80 persen dosis pertama dan 14,62 persen dari total 141 juta lebih target sasaran.

Nadia mengatakan upaya mempercepat cakupan vaksinasi bagi lansia dilakukan Kemenkes RI dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama dalam menyampaikan edukasi kepada lansia perihal keamanan vaksin.

Selain itu Kemenkes juga mendorong peran aktif pemerintah daerah untuk melaksanakan vaksinasi ke rumah-rumah lansia atau 'door to door'. "Kami dorong agar lokasi vaksinasi untuk lansia dapat dijangkau secara geografis maupun ekonomi," katanya.

Kemenkes juga aktif mendata lansia lewat peran RT/RW dan kerja sama dengan organisasi masyarakat agar lansia dapat dibantu dibawa ke sentra vaksinasi terdekat.

Baca juga: Wali Kota Bekasi ajak pekerja ikut vaksinasi
Baca juga: Presiden tak perlu tunjukkan bukti vaksinasi di sidang PBB
Baca juga: Kapolri ingatkan prokes dan vaksinasi bantu turunkan level PPKM Sumut

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021