Jakarta (ANTARA) - Hasil riset Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Titik Taufikurohmah, yakni Nanogold, terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh yang diperlukan saat menghadapi pandemi COVID-19.

“Nanogold memiliki kemampuan dalam melawan radikal bebas dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan imunitas tubuh yang diperlukan saat pandemi COVID-19,” ujar Titik di Jakarta, Senin.

Guru Besar Kimia Analitik Spesifikasi Material Kosmetik Unesa itu menjelaskan penelitian Nanogold yang dilakukan sejak 2017. Dia menjelaskan pada awalnya, Nanogold dibuat dalam bentuk air minum, namun saat ini diubah dalam bentuk suntikan agar lebih efektif.

Sebelumnya, Nanogold sudah diujicobakan pada pasien kanker di Surabaya. Hasilnya, kondisi pasien membaik dan tidak mengalami kenaikan stadium. Hal itu dikarenakan imunitas tubuh pasien itu meningkat. Antioksidan di dalam Nanogold meredam radikal bebas 10 kali lipat lebih efektif dari vitamin E, sehingga mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

“Air minum Nanogold juga diujicobakan pada pasien kusta di Surabaya, saat pandemi mulai masuk di Indonesia. Hasilnya imunitas tubuh mereka meningkat dan kulit yang rusak akibat kusta juga semakin halus. Penderita kusta yang sebelumnya terkena batuk dan flu, sekarang mengaku lebih sehat,” ucap dia.

Pada Mei 2021, pihaknya mengubah metode menjadi suntikan dan diujicobakan pada warga Surabaya dengan sasaran mencapai 1.000 orang. Hasilnya warga yang disuntik Nanogold mengatakan badannya terasa lebih bugar dan fit, dan kulitnya menjadi lebih cerah.

Suntik Nanogold, lanjut dia, sesungguhnya menggantikan budaya susuk emas, yang terkenal dimasa lalu. Selain dapat memberikan peningkatan imun, bonus dalam suntik nanogold adalah kulit menjadi lebih sehat, halus dan cerah.

“Tahun lalu saya sudah melakukan ini, tapi dengan cara diminum dan efeknya signifikan dalam meningkatkan imun, karena itu kini dikembangkan dengan cara menyuntikkan sehingga hasilnya bisa lebih efektif lagi,” katanya.

Titik menjelaskan jika upaya penyuntikan yang dilakukannya tidak membahayakan tubuh, nenek moyang kita puluhan tahun susuk emas, sehat dan jarang sakit.

“Nah kini saya ubah teknologinya jadi suntik Nanogold sebagai gantinya atau kita sebut susuk emas modern dengan suntik Nanogold. Intinya saya ingin memopulerkan suntik Nanogold ini sebagai suntik awet muda, muda wajahnya juga seluruh organ tubuhnya, sehingga semangat berkarya terus menyala. Khasiatnya 10 kali suntik vitamin, tidak bahaya di ginjal dan organ lainnya,” katanya.

Suntik Nanogold tersebut juga dianjurkan bagi mereka yang sudah memperoleh vaksinasi COVID-19 sebelumnya karena pada dasarnya vaksin itu virus yang dilemahkan. Maka untuk memicu munculnya antibodi, sementara Nanogold ini membantu memunculkan antibodi, jadi sangat membantu efektivitas dari vaksin.

“Jika dikabarkan ada vaksin yang malah membuat darah mengental, maka suntikan Nanogold membantu mengencerkan darah. Jadi justru saat ini mulai dipikirkan untuk penggunaan keduanya, vaksinasi dan penyuntikan Nanogold,” ujar Titik.

Penyuntikan Nanogold tersebut dilakukan di sejumlah daerah, seperti Surabaya, Kediri dan wilayah lainnya. Pada Ahad (12/9), sebanyak 600 santri Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor, mendapatkan suntikan Nanogold.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021