Denpasar (ANTARA) - Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan pihaknya siap bekerja sama untuk mengikutsertakan anak muda Jembrana dalam program kuliah di ITB STIKOM Bali sambil magang daring ke Singapura dan bekerja di Jepang.

"Bagi kami, kedua program ini bagus. Mengenai biaya, program ini bisa dibiayai dengan pola dana bergulir atau menggunakan banknya STIKOM Bali, tetapi pemda sebagai penjamin," ujar Patriana saat bertemu dengan Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Kamis (9/9) malam.

Pihaknya masih membutuhkan beberapa kali pertemuan lagi dengan jajaran ITB STIKOM Bali untuk membahas program tersebut secara lebih intensif, namun yang jelas dirinya sangat tertarik dengan program tersebut.

Sementara itu, Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan mengemukakan untuk magang "online" ke Singapura, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Lithan Academy Singapura dan saat ini prosesnya sedang berjalan untuk merekrut calon peserta magang.

"Dalam program ini, para mahasiswa hanya membayar biaya kuliah pada tahun pertama saja, sedangkan tahun kedua sampai tahun keempat akan dibiayai oleh perusahaan di Singapura dan sudah mulai magang kerja serta mendapat uang saku yang menggiurkan," ujarnya.

Pada tahun pertama, para mahasiswa mengikuti kuliah dengan modul mata kuliah dari Singapura sesuai kebutuhan bidang magang di sana yaitu bidang Digital Bisnis, Software Engineering, dan bidang Digital System Adminstration.

Sedangkan tahun kedua sampai tahun keempat para mahasiswa mulai mengikuti magang ditambah mengikuti kuliah dengan mata kuliah dari ITB STIKOM Bali.

"Kalau untuk magang online ke Singapura, mereka wajib menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali dulu," ujar Dadang.

Untuk kerja sama dengan Pemkab Jembrana, ITB STIKOM Bali menawarkan membuka kelas khusus bagi calon mahasiswa asal Jembrana yang proses perekrutan dimulai pada Januari – Februari 2022 mendatang, dengan biaya program sebesar Rp20 juta yang hanya dibayar untuk tahun pertama saja.

Pada tahun kedua, saat mulai magang, uang saku yang akan diterima sebesar Rp1,6 juta /bulan, tahun ketiga Rp 3,1 juta/bulan dan tahun keempat Rp3,85 juta perbulan.

Sementara itu untuk program bekerja di Jepang, kerja sama yang ditawarkan ITB STIKOM Bali dengan menggunakan visa Tokutei Ginou atau visa Specified Skilled Workers (SSW) atau Pekerja Berketerampilan Spesifik (PBS)

SSW atau PBS adalah kebijakan Pemerintah Jepang untuk merekrut tenaga kerja asing dengan memberikan fasilitas visa baru yakni SSW-1 untuk pekerja terampil dan SSW-2 untuk pekerja ahli.

Baca juga: Kemendikbud Ristek tunjuk ITB STIKOM Bali jadi pendamping SMK Unggulan



Dibandingkan dengan jenis visa Kenshusie atau Jisshusei, jenis visa SSW ini lebih menggiurkan dari segi materi yang diperoleh dan kemudahan mengajak anak-istri ke Jepang, sesuatu yang sebelumnya dilarang dalam visa Kenshusei dan Jisshusei.

"Kalau untuk mengikuti magang online di Singapura, mereka wajib menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali. Sedangkan kalau mau ke Jepang, bebas, siapa saja bisa," ujar Dadang Hermawan.

Untuk bekerja di Jepang, biayanya sekitar Rp40 juta dengan penghasilan rata-rata Rp20 juta per bulan.

"Nah bagaimana mekanisme pembiayaannya, kami serahkan kepada Pemda Jembrana. Kami juga punya bank BPR, namanya BPR Fajar yang siap membantu," katanya.

Untuk bekerja di Jepang, ada dua sertifikasi yang wajib dimiliki oleh calon pekerja yakni sertifikat bahasa Jepang N-4 dan sertifikat keahlian.

Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali lolos program PMM Kemendikbud Ristek

Baca juga: ITB STIKOM Bali lakukan riset sistem lacak COVID-19 berbasis QR Code

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021