Target kita harus 1:15. Artinya saat ini baru tiga orang dilacak dari satu kasus konfirmasi (di Sulawesi Utara, Red.)
Jakarta (ANTARA) - Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meningkatkan rasio pelacakan (tracing) pasien dan kontak erat COVID-19.

Pasalnya, rasio pelacakan di Sulawesi Utara masih satu banding tiga, sementara Pemerintah menargetkan tiap satu kasus positif ada 15 orang yang harus jadi sasaran pelacakan.

“Target kita harus 1:15. Artinya saat ini baru tiga orang dilacak dari satu kasus konfirmasi (di Sulawesi Utara, Red.),” kata Panglima sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Tidak hanya itu, Panglima juga mendorong Pemprov Sulut untuk berusaha keras menurunkan tingkat kasus positif (positivity rate) COVID-19.

Baca juga: Panglima TNI: Penanganan COVID-19 harus didukung semua elemen

“Rata-rata positivity rate Provinsi Sulut berada di angka 19,21 persen, masih jauh di atas standar yang ditetapkan oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia, Red.), yaitu di bawah lima persen,” sebut Panglima TNI.

Oleh karena itu, Hadi Tjahjanto saat menemui Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondolambey meminta Pemprov meningkatkan pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan (3T) serta vaksinasi COVID-19.

Pasalnya, ada beberapa daerah di Sulut yang belum melaporkan jumlah pemeriksaan, pelacakan dan tingkat keterisian di RS, misalnya di Kabupaten Bolaang Mongondow. Padahal di daerah itu, kasus konfirmasi positifnya relatif tinggi, tambah Panglima.

“Kunci keberhasilan pengendalian COVID-19 di Sulawesi Utara adalah meningkatkan tracing kontak erat. Tracing kontak erat memang harus benar-benar kita masifkan,” tegas dia.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Sulut menyampaikan tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di daerahnya cukup tinggi.

“Itu tidak terlepas dari komitmen dan sinergitas TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi, termasuk dalam penegakan disiplin protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi,” terang Olly.

Panglima TNI bersama Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito dan Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto meninjau penanggulangan COVID-19 di Sulawesi Utara, Sabtu.

Dalam kunjungan itu, Panglima bersama rombongan mengawasi pelaksanaan vaksinasi massal sebanyak 2.000 dosis. Kegiatan vaksinasi itu didukung oleh 80 tenaga kesehatan yang terdiri dari 40 orang dari TNI, 16 orang dari kepolisian, dan 24 dari pemerintah daerah.

Tidak hanya di tempat yang dikunjungi oleh Panglima, vaksinasi massal juga berlangsung di tiap-tiap Kodim di Sulsel, Sabtu. Target keseluruhannya, kegiatan itu dapat memvaksin total 2.000 orang per hari.

Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi, Panglima TNI juga memeriksa pelaksanaan pelacakan menggunakan aplikasi Silacak.

Silacak merupakan aplikasi yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI untuk membantu pelacakan dan pendataan pasien serta kontak erat COVID-19.

Baca juga: Rapat Kerja Komisi I DPR bersama Menhan-Panglima TNI digelar tertutup
Baca juga: TNI AL tangkap tanker berbendera Panama di Perairan Batam

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021