Tingkatkan tracing dan pendataan terhadap anak yang menjadi korban
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Lentera Anak meminta pemerintah agar meningkatkan pelacakan dan mendata anak-anak yang menjadi korban pandemi COVID-19.

"Tingkatkan tracing dan pendataan terhadap anak yang menjadi korban. Kami sendiri belum punya data persis berapa anak yang menjadi korban (terpapar) COVID-19, anak yang orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19, janda-janda yang harus mengurusi anak-anak ini. Harus ada pendataan COVID," kata Program Manager Yayasan Lentera Anak Nahla Jovial Nisa dalam webinar bertajuk "Perlindungan Terhadap Anak yang Terdampak COVID-19" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Kemudian Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) diminta agar diaktifkan untuk melindungi anak dari COVID-19.

"Yang paling penting dari PATBM adalah bagaimana upaya komunitas melakukan pencegahan, konseling atau edukasi dan pengasuhan alternatif, misalnya ada satu keluarga terpapar COVID-19. Ke ruang isolasi tidak memungkinkan, kemana anak harus pergi?" kata Nahla.

Yayasan Lentera Anak juga meminta pemerintah agar menyediakan tempat isolasi mandiri atau dukungan isoman yang memadai untuk anak serta menyediakan tambahan fasilitas untuk anak bergejala sedang dan berat yang dirawat di rumah sakit pemerintah.

Baca juga: Bappenas: 28 persen populasi anak Indonesia terpapar COVID-19

Baca juga: Jubir: Kurangi mobilitas warga agar anak tidak terpapar COVID-19


Baca juga: Menteri PPPA: Ibu berperan penting cegah keluarga terpapar COVID-19

Menurut dia, penanganan terhadap anak-anak yang terdampak COVID-19 merupakan tanggung jawab bersama termasuk Kementerian PPPA, Dinas Kesehatan, LSM dan Puskesmas.

"Banyak sekali yang bisa terlibat, ini harus diperkuat lagi mudah-mudahan bisa jadi pengarusutamaan kita dalam melindungi anak," katanya.
 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021