Saya memahami untuk menggerakkan ekspor komoditas perikanan, tentu bukan lah suatu pekerjaan yang mudah karena diperlukan kesiapan baik teknis dan regulasi, apalagi tugas inisiasi ekspor dari Biak dan Tual diinisiasi pada Maret 2021 dan terealisasiny
Jakarta (ANTARA) - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi Kabupaten Biak Numfor, Papua, melalui Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) sukses melakukan ekspor perdana produk perikanan ke Singapura, Sabtu.

Dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, Luhut mengapresiasi keberhasilan Kabupaten Biak Numfor dalam menjawab tantangan ekspor perdana produk perikanan.

"Saya memahami untuk menggerakkan ekspor komoditas perikanan, tentu bukan lah suatu pekerjaan yang mudah karena diperlukan kesiapan baik teknis dan regulasi, apalagi tugas inisiasi ekspor dari Biak dan Tual diinisiasi pada Maret 2021 dan terealisasinya sekarang ini,” kata Luhut secara daring dalam acara ekspor perdana tersebut.

Menurut dia, ekspor perdana komoditas perikanan dari Biak Numfor itu membuktikan bahwa semua masalah akan terselesaikan dengan komitmen besar untuk maju serta bekerja sama untuk mencapai tujuan serta mimpi yaitu mewujudkan negara Indonesia yang tangguh.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti menyebut bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turut mengawal perekonomian Indonesia Timur, khususnya Papua.

Dikatakannya, Biak dapat menjadi hub ekspor untuk produk perikanan dari wilayah Papua, seperti Nabire, Jayapura, Serui, dan Bintuni, yang berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717.

"WPPNRI 717 memiliki komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, lobster dan kepiting," kata Artati.

Dalam kesempatan ini, produk yang diekspor antara lain tuna loin (150 kg), kepiting (350 kg) dan lobster (30 kg) yang dikirim ke Singapura melalui jalur udara.

Artati mengungkapkan, ekspor itu menjadi langkah awal yang baik bagi Kabupaten Biak Numfor untuk dapat memasarkan produknya ke luar negeri.

"Tentunya langkah selanjutnya adalah meningkatkan jumlah ekspor dan memperluas pasar," ujarnya.

Artati berharap ekspor selanjutnya yang akan direncanakan pada September 2021 dapat direalisasikan, terlebih ada peningkatan yang sangat siginifikan, baik dari sisi volume dan nilai ekspor, yakni produk tuna whole frozen sebanyak 25 ton dengan tujuan Singapura melalui jalur laut.

Sehingga, rangkaian ekspor perdana produk perikanan yang dilakukan secara bertahap pada Agustus-September 2021 akan mencapai 28 ton.

Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu mewujudkan ekspor perdana produk perikanan dari wilayahnya.

Herry mengungkapkan bahwa pengelolaan sumber daya ekonomi merupakan keniscayaan untuk mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan sektor perikanan.

"Sektor perikanan merupakan unggulan dan andalan Kabupaten Biak Numfor dan wilayah teluk Cenderawasih/Saireri," ujar Herry.

Selain infrastruktur, KKP melalui Ditjen PDSPKP juga melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui edukasi seperti pelatihan dan bimbingan teknis kepada masyarakat perikanan berupa peningkatan kapasitas kelembagaan dari sebelumnya bersifat soliter, kemudian berkelompok dan saat ini telah bergabung dalam lembaga koperasi perikanan.

Baca juga: Iskindo: Konsumen global makin kritis terhadap produk pangan perikanan

Baca juga: KKP gelar pelatihan jaga kualitas ikan tuna untuk ekspor

Baca juga: Aceh ekspor dua ton tuna beku ke Jepang

Baca juga: KKP perlu penguatan armada untuk tingkatkan ekspor ikan tuna

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021