Jakarta (ANTARA) - Hari ini, Sabtu, tiga wakil Kontingen Indonesia telah menyelesaikan perjuangannya dan tambahan satu medali perunggu didapat melalui David Jacobs dari cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra.

Sementara dua atlet Merah Putih lainnya yakni, Famini yang turun di nomor lempar cakram F57 putri cabang para-atletik dan Komet Akbar dari para-tenis meja kelas 10 putra belum mampu memberikan yang terbaik di Paralimpiade Tokyo.

David Jacobs meraih perunggu setelah langkahnya terhenti di semifinal kelas 10 usai kalah dari wakil Prancis Mateo Boheas di meja tiga Tokyo Metropolitan Gymnasium, Sabtu, dengan skor 2-3 (9-11, 8-11, 11-3, 11-5, 8-11).

Baca juga: David Jacobs sumbang perunggu untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo

Meski kalah, David Jacobs dipastikan meraih perunggu. Sebab, Dewan Pengurus Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menyetujui permintaan Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) untuk menghapus play-off tempat ketiga dan memberikan perunggu kepada semifinalis yang kalah.

Dengan begitu, David Jacobs meraih perunggu bersama wakil Montenegro Filip Radovid yang juga kalah dari unggulan pertama asal Polandia Patryk Chojnowski dengan skor 1-3 (11-13, 11-9, 4-11, 9-11).

Adapun Patryk Chojnowski dan Mateo Boheas berhak melaju ke final dan akan memperebutkan medali emas pada Minggu (29/8).

Perjuangan David Jacobs untuk meraih perunggu tidak mudah, khususnya setelah masuk fase gugur. Dia harus melakoni sejumlah pertandingan ketat.

Sebelum melawan Mateo Boheas, pada hari yang sama David Jacobs juga harus berjuang keras di babak perempat final melawan wakil China, Lian Hao.

David harus melewati pertandingan ketat sebelum akhirnya menang dengan skor 3-2 (11-6, 22-10, 6-11, 10-12, 17-15).

Pada dua gim awal, David mampu mengontrol pertandingan sehingga meraih kemenangan. Namun memasuki gim ketiga, Hao mulai bisa membaca gaya permainan David sehingga merebut gim ketiga dan keempat.

Laga kemudian dilanjutkan ke gim penentu atau kelima. Pada awal gim penentuan itu, David belum bisa kembali menemukan permainan terbaiknya.

Unggulan kedua tersebut sempat tertinggal jauh 1-6 dan 7-10. Beruntung David bisa menyamakan kedudukan 10-10 sehingga pertandingan dilanjutkan ke deuce.

Berkat ketenangan dan mental, David Jacobs akhirnya mampu menghentikan perlawanan Hao dengan merebut gim kelima 17-15.

Setelah itu, Jacobs berhasil melaju ke semifinal. Sayang langkahnya terhenti dan harus puas dengan raihan perunggu.

Baca juga: David Jacobs melaju ke semifinal para-tenis meja Paralimpiade Tokyo

Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia sekaligus pelatih para-tenis meja Indonesia Rima Ferdianto mengapresiasi pencapaian David Jacobs. Menurutnya, hasil ini di luar dugaan. Sebab, target perunggu untuk cabang para-tenis meja ada pada nomor beregu.

"Kita mengapresiasi pencapaian David yang sudah mendapatkan perunggu di nomor tunggal. Karena sebenarnya target perunggu untuk para-tenis meja itu di nomor beregu," kata Rima dalam pesan suara yang diterima di Jakarta, Sabtu.

"Jadi nomor tunggal memang tidak ditargetkan. Kita lihat di perempat final David sudah habis-habisan melawan Lian Hao. Sehingga di semifinal, David sudah tidak tajam lagi dan mudah dikendalikan lawan. Lawan sebenarnya secara kualitas di bawah David. Namun memang stamina David di perempat final sudah terkuras," Rima menambahkan.

Perjuangan David Jacobs di Paralimpiade Tokyo 2020 masih berlanjut. Dia masih akan tampil pada nomor beregu putra kelas 9-10 bersama Komet Akbar.

Berdasarkan laman Paralimpiade Tokyo, David Jacobs dan Komet Akbar akan mulai bersaing pada babak 16 besar di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Selasa (31/8). "Semoga di nomor beregu bersama David Jacobs dan Komet Akbar bisa meraih lebih dari perunggu," kata Rima berharap.

Adapun tambahan satu perunggu dari David Jacobs menambah pundi-pundi medali Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.

Sebelumnya, skuad Merah Putih juga meraih perak dari cabang olahraga para-powerlifting melalui Ni Nengah Widiasih dan Saptoyogo Purnomo yang meraih perunggu pada cabang para-atletik nomor 100 meter putra T37.

Dengan satu perak dan dua perunggu, menempatkan Indonesia untuk sementara di posisi 38 dalam daftar perolehan medali. Setidaknya hingga berita ini diturunkan.

Komet Akbar tersingkir di delapan besar

Sementara itu nasib berbeda dialami Komet Akbar yang juga turun di nomor perorangan kelas 10 para-tenis meja.

Langkah Komet Akbar terhenti di perempat final usai menelan kekalahan dari lawan David Jacobs di semifinal yakni, Mateo Boheas di meja dua dengan skor 1-3 (12-14, 5-11, 11-5, 10-12).

Komet Akbar telah berjuang keras pada pertandingan tersebut. Pada gim pertama, dia menunjukkan semangat juang, meski akhirnya kalah dengan skor 12-14.

Kemudian pada gim kedua, Komet kewalahan menghadapi Boheas dan kembali kalah dengan skor 5-11.

Secercah harapan sempat ada setelah Komet berhasil mengantongi kemenangan pada gim ketiga dengan skor 11-5. Namun, pada gim keempat Komet kembali menelan kekalahan 10-12. Hasil ini membuat langkahnya terhenti di perempat final.

Komet masih memiliki kesempatan untuk memberikan hasil terbaik dengan tampil di nomor beregu kelas 10 putra bersama David Jacobs.

Perjuangan Famini selesai

Sementara itu perjuangan Famini di Paralimpiade Tokyo 2020 selesai. Turun di nomor lempar cakram F57 putri di Olympic Stadium, Jepang, Sabtu, Famini berada di posisi terakhir dari total 12 peserta dengan lemparan sejauh 21,13 meter.

Famini adalah satu-satunya atlet kelas F56. Selebihnya adalah mereka yang memang biasa turun di kelas F57 sesuai dengan nomor yang dipertandingkan kali ini.

Hasilnya, Famini tak mampu berbuat banyak dan berada di posisi terakhir. Dari enam kali percobaan, tiga di antaranya gagal melempar dengan baik masing-masing pada lemparan pertama, keempat, dan terakhir.

Sedangkan sisanya, pada percobaan kedua dia melempar sejauh 21,13 meter dan menjadi torehan terbaik. Pada percobaan kedua dia mencatatkan 20,76 meter dan lemparan kelima 20,92 meter.

Adapun medali emas pada nomor ini diraih wakil Uzbekistan Mokhigul Khamdamova dengan lemparan terjauh 31,46 meter. Posisi kedua atau medali perak diraih atlet Aljazair Nassima Saifi dengan 30,81 meter.

Kemudian perunggu diraih wakil Brazil Julyana Cristina da Silva dengan torehan 30,49 meter. Dengan berakhirnya persaingan nomor lempar cakram F57 putri, maka berakhir pula perjalanan Famini di Paralimpiade Tokyo.

Terima kasih Famini telah berjuang! Semoga hasil lebih baik diraih David Jacobs dan Komet Akbar di nomor beregu kelas 10.

Baca juga: Famini gagal raih medali lempar cakram

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021