Ini bentuk sinergi dan simbiosis mutualisme dalam rangka mendukung program pemerintah
Jakarta (ANTARA) - PT Krakatau Bandar Samudera dan PT Pertamina Patra Niaga mulai melakukan penjualan perdana bahan bakar kapal rendah sulfur ke kapal asing MV Alona berbendera Siprus di Krakatau International Port, Cilegon, Banten, Jumat.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo mengatakan kegiatan ini memberikan sinyal positif atas inisiatif Indonesia untuk memberi layanan pengisian BBM rendah sulfur bagi kapal-kapal asing yang melintas di selat strategis Indonesia.

"Jika satu kapal yang melintas mengisi rata-rata 150 ribu metrik ton dan dikalikan jumlah 200 ribu kapal yang melintas, maka Indonesia berpeluang menjual 30 juta metrik ton BBM rendah sulfur untuk kapal asing yang melewati selat tersebut," kata Basilio dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan volume penjualan tersebut bisa mendatangkan devisa negara sebesar Rp200 triliun per tahun.

Melansir data Kemenko Marves wilayah perairan di selatan Malaka rata-rata dilintasi 120 ribu kapal per tahun, Selat Sunda 53 ribu kapal per tahun, dan Selat Lombok dilewati 36 ribu kapal per tahun.

Jumlah kapal itu memberikan pulang bagi Krakatau Bandar Samudera dalam menjalankan bisnis penjualan bahan bakar kapal rendah sulfur tersebut.

"Strategi ini tak hanya diproyeksikan untuk menambah profit dan devisa bagi negara, tapi ini akan memperkuat rantai pasok energi terutama migas di sepanjang Selat Sunda. Produk MFO dijadikan engine baru dalam rantai pasok migas, sehingga capai growth yang lebih baik lagi,” tambah Basilio.

Kegiatan penjualan perdana yang dilakukan anak usaha Krakatau Steel ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang ditandatangani antara Krakatau Bandar Samudera dan Pertamina Patra Niaga pada awal Agustus 2021.

Direktur Utama Krakatau Bandar Samudera Akbar Djohan mengungkapkan pihaknya melayani permintaan bunkering kapal asing MV Alona sebanyak 160 metrik ton atau setara 170 ribu liter.

Kegiatan pengisian perdana BBM kapal rendah sulfur ini merupakan proses kerja sama yang paling cepat antara Krakatau Bandar Samudera dan Pertamina Patra Niaga, karena hanya dalam waktu 10 hari Pertamina sudah bisa menyiapkan BBM kapal rendah sulfur di dermaga Krakatau International Port.

"Ini bentuk sinergi dan simbiosis mutualisme dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendorong produk-produk LSFO Pertamina dan memperkuat energy supply chains di Kawasan Pelabuhan Terintegrasi Krakatau," kata Akbar.

Direktur Pemasaran Pertamina Patra Niaga Hasto Wibowo menuturkan BBM kapal rendah sulfur ini sudah sesuai standar internasional dan regulasi Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang mewajibkan kandungan sulfur bahan bakar kapal maksimal 0,5 persen.

Menurutnya, sinergi dengan Krakatau Bandara Samudera merupakan langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pertamina menargetkan bisa bersaing dengan Singapura dalam hal jasa layanan pengisian BBM kapal rendah karbon.

"Kehadiran layanan Pertamina di titik strategis ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara serta yang terpenting mampu membuktikan untuk memberikan layanan terbaik di wilayah perairan strategis kita," pungkas Hasto.

Baca juga: Pertamina lewat TubanPetro ekspor perdana Isobutyl Aldehyde ke China
Baca juga: Pelumas mobil Pertamina "go internasional" dipasarkan di 14 negara
Baca juga: Kemenko Marves dorong Krakatau International Port pasang panel surya

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021