Shanghai (ANTARA) - China mendesak negara-negara untuk mengakui pentingnya keberagaman hayati dalam kesehatan manusia dan mendukung slogan utama Partai Komunis China tentang perlindungan ekosistem alam.

Hal tersebut tertuang dalam rancangan dokumen deklarasi yang diajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini.

China menginginkan “Deklarasi Kunming” untuk disetujui semua pihak menjelang pembicaraan terkait keberagaman hayati “COP 15” yang tertunda. Pembicaraan itu sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober di kota Kunming, dengan tujuan untuk mengukuhkan perjanjian global baru.

Rancangan deklarasi yang dipublikasikan di laman resmi Konvensi Keberagaman Biologis PBB itu mencakup konsep “peradaban ekologis”.

Termasuk pula formulasi “air jernih dan pegunungan yang subur”, yang pertama digunakan dalam pidato Presiden Xi Jinping pada tahun 2005, dan disebutkan dalam puluhan dokumen kebijakan China dan kampanye propaganda sejak dia menjadi pemimpin pada 2012.

Dokumen itu juga menyerukan agar semua pihak “mengarusutamakan” perlindungan keragaman hayati dalam proses pembuatan keputusan, dan mengakui pentingnya konservasi dalam perlindungan kesehatan manusia - tema yang menonjol di kalangan para petinggi China bersamaan dengan pandemi COVID-19, yang telah disebut berakar dari pada perdagangan satwa liar dan perusakan ekosistem.

China menginginkan komunitas internasional untuk menandatangani deklarasi tersebut pada pembicaraan Kunming yang akan digelar secara virtual pada 11 Oktober, dengan tujuan untuk membangun konsensus di balik perjanjian global yang akan dirampungkan secara langsung pada bulan Mei mendatang.

Pemerintah berbagai negara telah diundang untuk memberikan “pendapat” terkait rancangan tersebut sebelum 6 September, menurut sebuah surat yang dikirimkan ke PBB oleh menteri lingkungan China Huang Runqiu.

“Ambisi akan perlu dibangun dalam satu bulan ke depan,” kata Li Shio, penasihat iklim senior di kelompok lingkungan iklim Greenpeace di Beijing.

“Saat negosiasi teknis terus tenggelam lebih dalam, Deklarasi seharusnya membantu pembentukan konsensus yang tak dapat dilakukan oleh para teknokrat,” tambahnya.

Sumber: Reuters
Baca juga: China tetapkan 25 persen wilayahnya untuk perlindungan lingkungan
Baca juga: Keragaman hayati menghilang lebih cepat dari laju alami
Baca juga: China tahan 95 orang, hukum 2.500 perusahaan terkait kasus lingkungan

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021