Kementerian PPPA mendukung rancangan pembentukan Pergub Perlindungan Anak dari Paham Radikalisme dan Terorisme NTB untuk mewujudkan pemenuhan hak anak dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuh kembang, fisik dan sosialnya
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) merancang peraturan gubernur (pergub) untuk memberikan perlindungan kepada anak korban jaringan terorisme.

"Kami ingin kita semua bergerak bersama-sama dalam melindungi anak-anak dari aksi radikalisme dan terorisme, startnya adalah dengan adanya payung hukum," kata Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian PPPA, Elvi Handrani pada pertemuan Pendampingan Penyusunan Kebijakan Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme di Mataram, Jumat.

Ia menyampaikan Kementerian PPPA mendukung rancangan pembentukan Pergub Perlindungan Anak dari Paham Radikalisme dan Terorisme NTB untuk mewujudkan pemenuhan hak anak dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuh kembang, fisik dan sosialnya.

Elvi juga sangat mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan oleh DP3AP2KB NTB dalam mencegah ancaman radikalisme dan terorisme.

"Kami sangat mengapresiasi berbagai upaya - upaya yang dilakukan NTB, seperti melakukan berbagai macam kegiatan dan langkah dalam mencegah ancaman radikalisme dan terorisme, melakukan penyuluhan ke rutan rutan, pendekatan ke instansi pendidikan mulai guru dan kampus, termasuk penyusunan kebijakan dan lain sebagainya," kata Elvi Hendrani.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB NTB Husnanidiaty Nurdin mengapresiasi dukungan dan sinergi bersama Kementerian PPPA yang telah dilakukan untuk perancangan Pergub Perlindungan Anak dari Paham Radikalisme dan Terorisme.

Eni panggilan akrab Kadis P3AP2KB sangat berharap agar anak - anak sedari kecil dapat ditanamkan jiwa patriotisme, penting sekali termasuk di lingkungan sekolah.

"Anak - anak jangan lupa dilatih dan diajarkan untuk selalu menghormati bendera, karena dari berita - berita yang kita dengar kasus terorisme permulaanya adalah tidak mau menghormati bendera hal ini yang menjadi perhatian agar anak - anak dapat terus ditanamkan jiwa patriotisme," katanya.

Ia menyatakan agar selalu menerapkan rasa syukur dan terima kasih didalam diri masing - masing. Kedua hal tersebut harus ditanamkan mulai dari sejak dini kepada anak - anak.

"Kalau kita sudah bersyukur dan berterima kasih rasanya sangat ringan dan membuat hati kita menjadi tentram," demikian Husnanidiaty Nurdin.

Baca juga: KPPPA bantu rehabilitasi anak korban jaringan teroris

Baca juga: KPAI: anak pelaku radikalisme adalah korban

Baca juga: Upaya perlindungan terhadap anak terduga teroris diapresiasi

Baca juga: Kemenko PMK pastikan perlindungan anak-perempuan dalam penanganan gempa Lombok

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021