Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan bahwa Indonesia belum lepas dari ancaman kedaulatan, terutama yang dilakukan oleh kelompok teroris dan radikalis yang dapat berdampak pada stabilitas negara.

"Saat ini Indonesia belum sepenuhnya lepas dari ancaman kedaulatan baik dari kelompok teroris dan radikalis yang mengancam stabilitas," kata Gus Nabil, sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Hal itu disampaikannya merespons penangkapan sebanyak 48 teroris di 11 Provinsi dari operasi sejak 12 Agustus hingga 15 Agustus 2021 yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.

Baca juga: Dalam empat hari sudah 48 teroris ditangkap Densus 88 Polri

Baca juga: Ketua MPR ingatkan ancaman terorisme akibat pandemi COVID-19

Dia mengatakan bahwa ancaman terorisme tidak sepenuhnya surut di tengah pandemi COVID-19.

Justru, lanjut Gus Nabil, dari berbagai narasi yang muncul di ruang publik saat ini, harus ada kewaspadaan terhadap kelompok yang berupaya memancing di air keruh ataupun mereka yang ingin mengambil keuntungan dengan menjadikan Indonesia tidak stabil.

Dia menyinggung situasi politik internasional, khususnya yang terjadi di Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, juga membawa pengaruh bagi Indonesia dan harus diantisipasi.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu menyebut pendudukan milisi Taliban di Kabul dan beberapa kota penting Afghanistan membuat keamanan tidak stabil dan ada peringatan tanda bahaya dari Afghanistan yang berpengaruh ke Indonesia dan negara-negara lain.

"Ini harus disikapi secara jernih dan hati-hati, dengan upaya preventif. Polri, TNI, dan BIN harus bekerja lebih keras untuk mengantisipasi ancaman-ancaman yang mungkin terjadi," ujar Gus Nabil menambahkan.

Dia juga mengatakan bahwa penangkapan kelompok terduga teroris menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia menjadi cermin keseriusan Polri untuk menjaga NKRI dari ancaman.

Pewarta: Muhammad Jasuma Fadholi
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2021