Penajam, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara PPU), Kalimantan Timur melalui dinas teknis terus konsentrasi mengembangkan sapi potong untuk memenuhi kebutuhan lokal, karena kebutuhan daging baru tercukupi 30 persen dari peternak setempat.

"Tantangan pemenuhan kebutuhan daging diupayakan bersama antara pemerintah, peternak, pelaku usaha, swasta, akademisi, dan lembaga peneliti," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdiyatno di Penajam, Minggu.

Untuk komoditas utama, lanjutnya, hal yang pihaknya dorong saat ini adalah komoditas sapi potong. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.

Berdasarkan Kepmentan ini, Kabupaten PPU menjadi salah satu daerah yang ditunjuk sebagai kawasan sapi potong di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga kegiatan prioritasnya adalah untuk menumbuhkan target budidaya guna meningkatkan populasi sapi secara signifikan.

"Program unggulan yang telah berjalan dalam upaya ini adalah Sikomandan (Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri. Sikomandan merupakan program lanjutan dari Program Siwab (Sapi Indukan Wajib Bunting)," kata Arief.

Melalui program Sikomandan, pihaknya melakukan optimalisasi reproduksi ternak dengan kawin alam maupun inseminasi buatan, yakni dengan target yang diharapkan berupa peningkatan kelahiran.

Kemudian intensifikasi kelahiran dengan upaya menangani gangguan reproduksi ternak, sehingga induk dapat berproduksi atau melahirkan pedet, ditambah program inovasi perawatan induk bunting dan anak umur dua bulan agar kematian induk maupun pedetnya menurun.

Hal lain yang dilakukan adalah optimalisasi pakan ternak berkualitas, yakni dengan meningkatkan penanaman hijauan pakan ternak unggul di lahan peternak seperti king grass, odotan, pakchong, indigofera dan leguminosa.

"Selain meningkatkan hijauan pakan ternak, upaya lain yang kami lakukan adalah memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami, limbah hortikultura, dan limbah perkebunan seperti bungkil sawit dan lainnya," ucap Arief.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021