Jakarta (ANTARA) - Inggris Raya terancam kehilangan satu medali perak di Olimpiade Tokyo setelah sprinter Chijindu Ujah yang turun di nomor estafet 4x100m putra diskors sementara karena dinyatakan positif doping, kata Unit Integritas Atletik (AIU) seperti dilansir Reuters, Kamis.

Ujah meraih medali perak Olimpiade Tokyo bersama Zharnel Hughes, Richard Kilty, dan Nethaneel Mitchell-Blake.

AIU dalam pernyataannya mengatakan sampel Ujah di pesta olahraga empat tahunan tersebut menunjukkan adanya zat terlarang jenis ostarine dan S-23.

Zat tersebut diklasifikasikan sebagai bagian dari kalas obat baru yang disebut modulator reseptor androgen selektif (Sarm) dengan efek yang mirip dengan steroid anabolik.

Baca juga: Sprinter Nigeria dan Kenya dicoret dari Tokyo 2020 karena doping

Ujah masih memiliki kesempatan untuk uji sampel B. Namun jika terbukti maka secara otomatis Inggris Raya bakal kehilangan satu medali perak.

Dengan begitu, Kanada yang sebelumnya berada di posisi ketiga akan naik peringkat. Pun demikian dengan China yang berpotensi mendapatkan perunggu.

Selain Ujah, terdapat tiga atlet lainnya juga masuk dalam daftar doping yakni pelari asal Bahrain kelahiran Maroko Sadik Mikhou, atlet tolak peluru Georgia Benik Abramyan, dan sprinter Kenya Mark Otieno Odhiambo.

"AIU sekarang menunggu kesimpulan dari proses ITA terhadap para atlet di atas, yang akan menentukan apakah pelanggaran aturan anti-doping telah dilakukan dan konsekuensi apa (jika ada) yang harus dikenakan sehubungan dengan Olimpiade," demikian pernyataan AIU.

Baca juga: Gagal tes zat terlarang, sprinter Okaghare terdepak dari Olimpiade
Baca juga: Peraih dua medali emas Olimpiade Marcell Jacobs bantah gunakan doping

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021