Jadi sudah biarkan saja, Nurul fokus latihan, fokus ke pertandingan selanjutnya
Jakarta (ANTARA) - Atlet angkat besi Indonesia yang baru saja berlaga di Olimpiade Tokyo Nurul Akmal mengaku tak mau ambil pusing menanggapi perlakuan tak mengenakkan berupa pelecehan fisik atau body shaming yang menimpanya saat penyambutan di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (5/8).

Saat melakukan video call dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Jumat, Nurul mengaku tak tahu menahu terkait kejadian tersebut. Dia justru baru mengetahuinya saat ia menjadi perbincangan hangat di media sosial.

“Enggak ngeh, kok tiba-tiba sudah banyak masuk pesan, menyebut saya di sosmed. Saya di situ saja tidak mendengar,” katanya.

Baca juga: Nurul Akmal banjir dukungan setelah alami pelecehan verbal

Nurul berharap agar kasus itu tak dibesar-besarkan karena ia juga telah menganggap perlakuan yang diterimanya tersebut sebagai guyonan semata. Dengan demikian, ia bisa fokus kembali menjalani latihan di pelatnas.

“Iya kalau dibesarkan Nurul jadi terganggu. Jadi sudah biarkan saja, Nurul fokus latihan, fokus ke pertandingan selanjutnya. Kalau itu Nurul anggapnya candaan saja, Nurul aja di Pelatnas dipanggil ndut sudah biasa,” ujarnya.

Sementara itu, Zainudin meminta agar Nurul menjaga kesehatan karena akan segera menghadapi PON Papua dan SEA Games 2021.

Ia juga meminta lifter berusia 28 tahun itu untuk tidak pulang dulu ke Aceh terlebih dalam situasi pandemi dan khawatir tidak bisa ikut bertanding di PON.

Baca juga: Pemerintah Aceh hadiahkan rumah untuk lifter Nurul Akmal

“Jaga kesahatan, jaga disiplin latihan, salam buat yang lagi isoman (isolasi mandiri) di situ semua,” kata Zainudin.

Nurul Akmal sebelumnya menjadi bahan perbincangan di media sosial setelah ia menerima perlakuan tidak mengenakkan di bandara ketika tiba-tiba ada suara celetukan seorang pria yang tak dikenal mengomentari tubuhnya sebagai “yang paling kurus.”

Olokan tersebut kemudian dianggap warganet sebagai pelecehan fisik kepada sang lifter.

Nurul Akmal mencetak sejarah sebagai lifter putri pertama Indonesia yang tampil pada kelas berat (+87kg) Olimpiade Tokyo.

Dalam debutnya, lifter asal Aceh itu masuk posisi lima besar kelas +87kg degan mencatatkan total angkatan 256kg, dengan snatch 115kg dan clean and jerk 141kg.

Baca juga: Nurul Akmal finis posisi kelima, Lifter China raih emas kelas +87kg
Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Lifter Nurul Akmal


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021