Pupuk Indonesia sedang memperkuat digitalisasi pertanian 4.0
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen untuk memperkuat riset dan pengembangan teknologi pertanian sebagai salah satu upaya transformasi bisnis dalam rangka mengembangkan sektor pertanian Indonesia.

Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Nugroho Christijanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan Pupuk Indonesia sebagai perusahaan penyedia nutrisi tanaman dan solusi pertanian berkelanjutan akan mengembangkan berbagai produk dan layanan guna membantu meningkatkan produktivitas pertanian.

“Pertumbuhan pada kuartal kedua 2021 ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian. Sektor ini tercatat tetap tumbuh positif selama pandemi COVID-19,” ujar Nugroho.

Di tengah tren pemulihan ekonomi ini, Nugroho kembali menegaskan komitmen Pupuk Indonesia yang salah satu upayanya untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan adalah melalui penguatan riset dan pemanfaatan teknologi.

Baca juga: Masuki era Industri 4.0, Kementan kembangkan layanan karantina digital
Baca juga: Pupuk Indonesia perkuat riset-pengembangan teknologi pertanian


Untuk penguatan riset, lanjut Nugroho, Pupuk Indonesia antara lain mendirikan Indonesia Fertilizer Research Institute yang akan menjadi pusat riset produk, inovasi maupun kebijakan, bukan hanya di sektor pupuk tapi teknologi pertanian secara luas.

Pupuk Indonesia juga intens menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian. "Sedangkan untuk pemanfaatan teknologi, Pupuk Indonesia sedang memperkuat digitalisasi pertanian 4.0, budidaya pertanian presisi, mengampanyekan pemupukan berimbang, dan sebagainya," katanya.

Nugroho berharap penguatan riset dan pemanfaatan teknologi ini dapat mendorong produktivitas pertanian, menaikkan pendapatan dan kesejahteraan petani, hingga pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan tren pemulihan ekonomi dan pemanfaatan teknologi, Nugroho yakin bahwa sektor pertanian akan semakin dilirik oleh generasi muda atau millennial .

“Ketertarikan tersebut sudah mulai tampak dengan munculnya banyak start-up di bidang pertanian hingga pada meningkatnya tren urban farming,” ujarnya.

Baca juga: Pupuk Indonesia raih Indonesia Best Business Transformation 2021
Baca juga: Dirut Pupuk Indonesia raih Best CEO Award 2021 kategori Petrochemical


Ia mengatakan, keterlibatan millennial dalam sektor pertanian menjadi sangat penting, mengingat sejumlah riset menyebutkan bahwa mayoritas petani Indonesia saat ini berusia lebih dari 45 tahun dengan tingkat pendidikan rendah. Sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam memanfaatkan hasil riset dan teknologi pertanian.

“Oleh karena itu dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder agar terjadi peningkatan jumlah petani muda, dengan kualitas pendidikan yang lebih baik, agar berbagai hasil riset dan teknologi pertanian dapat diterapkan secara efektif,” kata dia.

Selain itu, lanjut Nugroho, Pupuk Indonesia sebagai perusahaan BUMN juga senantiasa meningkatkan kemampuan riset dan pemanfaatan teknologi di lingkungan perusahaan. Misalnya saja kajian tentang produksi pupuk dengan rendah emisi, bahan baku pupuk ramah lingkungan, pengembangan pupuk yang lebih efisien, pertanian berbasis Internet of Things (IoT), dan digitalisasi pertanian 4.0.

Nugroho berharap bahwa hasil riset dan penerapan teknologi ini dapat diterima dan diterapkan oleh petani, agar budidaya pertanian dapat menjadi lebih efisien dan produktif serta berdampak baik bagi lingkungan dalam jangka panjang.

Baca juga: Pupuk Indonesia terus bertransformasi peringati Satu Tahun AKHLAK
Baca juga: Pupuk Indonesia kirim bantuan 96 ton oksigen untuk pasien COVID-19
Baca juga: Pupuk Indonesia setor pajak dan dividen pada negara Rp8,25 triliun

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021