kampus yang memberi ruang lahirnya calon aparatur desa yang kreatif
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT) membawakan menyampaikan bahwa pendidikan merupakan salah satu variabel kunci penentu daya saing sebuah bangsa.

"Pendidikan adalah salah satu variabel kunci penentu daya saing sebuah bangsa. Bonus demografi akan memberikan keuntungan bagi sebuah negara, ketika penduduknya memiliki pendidikan yang memadai," kata Mendes PDTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan manifestasi dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah pendidikan.

"Dalam konteks ini berlaku adagium, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi pula level pencapaian seseorang itu dalam hal karier, pekerjaan dan kesejahteraannya," ujar Gus Halim, demikian ia biasa disapa dalam orasi ilmiah proses penerimaan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo secara virtual, Senin (2/8/2021).

Dalam orasi ilmiah bertema "Mahasiswa Zaman Now: Berdaya Saing Tinggi, Aktif Membangun Desa dan Kontra Radikalisme" itu, Gus Halim juga menyampaikan variabel lainnya, yakni kultural (cultural matters) yang turut berkontribusi terhadap pembentukan pola pikir maupun etos kerja penduduk di sebuah wilayah (negara-bangsa).

"Saya meyakini, hampir semua mahasiswa baru UIN Walisongo ini, berasal dari desa. Catatlah baik-baik janji kalian bahwa setelah lulus kelak, kalian akan kembali ke desa, membangun tanah kelahiran bersama-sama warga desa," katanya.

Baca juga: Mendes PDTT dorong pendidikan di desa untuk wujudkan desa peduli anak
Baca juga: Menggagas Desa Vokasi untuk pemberdayaan dan penguatan SDM


Menurut Gus Halim, berdasarkan hasil sensus 2020, jumlah penduduk Indonesia sejumlah 270,20 juta jiwa, dengan komposisi 70,72 persen penduduk dengan usia produktif (15-64 tahun) dan 29,28 persen penduduk dengan usia non-produktif (di bawah usia 15 tahun dan di atas usia 64 tahun).

"Tren meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia hingga tahun 2035 diprediksikan menghasilkan dampak positif. Indikasinya, peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi dengan meningkatnya penduduk berusia produktif," kata Mendes PDTT.

Oleh karenanya, ia mengharapkan, mahasiswa UIN Walisongo, dapat meningkatkan produktifitas dengan membangun konstruksi berpikir, bahwa kampus bukan hanya tempat belajar teori dan ilmu pengetahuan.

Di samping itu, Mendes juga berharap, UIN Walisongo dapat mampu menyelipkan rasa cinta kampung halaman kepada mahasiswanya.

"UIN Walisongo, juga harus menjadi kampus pemberdayaan, kampus yang memberi ruang lahirnya calon aparatur desa yang kreatif, inovatif, serta memiliki karakter kepemimpinan yang kuat," katanya.

Ia menambahkan, UIN Walisongo harus berfikir untuk melahirkan kader penggerak desa, perempuan penggerak ekonomi desa, serta menyediakan waktu dan sumber daya untuk membantu akselerasi menuju kebangkitan Desa.

"Karena, masa depan Indonesia bergantung pada masa depan desa-desa di seluruh Indonesia. Desa adalah masa depan Indonesia. Desalah masa depan kita semua," kata Gus Halim.

Baca juga: Muhaimin minta Nadiem ajak ormas buat pendidikan alternatif di desa
Baca juga: Warga desa dinilai berhak pendidikan formal dan non formal

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021