Madiun (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mencicipi beras porang Shirataki hasil produksi industri pengolahan porang di Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang merupakan komoditas andalan ekspor.

"Tadi saya mencicipi beras porang dari Madiun dan rasanya enak. Nantinya, masyarakat global tidak lagi hanya mengenal beras porang Shirataki dari Jepang, tapi ada juga beras porang dari Madiun," ujar Mentan Syahrul saat mengunjungi pabrik pengolahan porang PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun, Jumat sore.

Pihaknya terus mendorong pengembangan industri pengolahan porang sehingga nanti dapat diekspor dalam bentuk olahan, tidak hanya tepung namun termasuk beras porang shirataki yang dikenal berharga mahal.

Baca juga: BKP Kendari genjot tanaman porang di Konkep agar dapat diekspor

Ia menjelaskan beberapa tahun terakhir, porang menjadi primadona komoditas ekspor, termasuk di Jepang. Di negara Sakura tersebut, porang dijadikan sebagai bahan baku beras Shirataki, yang cocok digunakan sebagai beras diet.

Menurut Mentan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan instruksi langsung ke Kementerian Pertanian untuk memberikan perhatian khusus pada komoditas porang guna dijadikan sebagai komoditas super prioritas. Porang dinilai memiliki potensi besar sebagai produk ekspor yang akan mendatangkan devisa besar bagi negara.

"Tapi presiden meminta, porang yang diekspor itu bukan lagi dalam bentuk umbi, tapi harus diproses terlebih dahulu, salah satunya dalam bentuk beras," katanya.

Selain beras Shirataki, porang pada umumnya diolah menjadi bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada sirup. Porang juga diolah sebagai campuran produk kosmetik.

Saat ini, Kementerian Pertanian terus berupaya mengembangkan industri porang dalam skala luas, lengkap dari hulu hingga ke hilir dengan kelembagaan petani yang kuat. Peluang pasarnyapun cukup besar karena permintaan ekspor dan pasar negeri baru terpenuhi sebanyak 10 persen.

Baca juga: Menko PMK, Mentan, dan Gubernur Jatim panen porang di Klangon Madiun

Wilayah Kabupaten Madiun sendiri dikenal sebagai salah satu sentra penghasil dan pengembangan porang. Pada tahun 2020, luas lahan budi daya porang di Kabupaten Madiun mencapai 5.363 hektare.

Sentra budi daya porang juga telah dikembangkan di 10 kecamatan dari sebelumnya yang hanya beberapa kecamatan. Yakni, Kecamatan Saradan, Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng, dan Madiun.

Sebagai upaya akselerasi, Kementan juga melaksanakan sejumlah program pembinaan di Kabupaten Madiun terkait pengembangan budi daya porang. Antara lain memberikan bantuan pupuk organik sebesar 22,8 ton, bantuan bulbil atau katak senilai Rp400 juta, serta pendampingan dalam bentuk bimbingan teknis dan kemitraan.

Selain sejumlah bantuan, Kementanpun turut memfasilitasi para petani untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR).

"Sebagai salah satu percepatan pengembangan porang yang disiapkan pemerintah, tentunya kita akan terus mendorong dan memfasilitasi KUR," kata Syahrul.

Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan mengingat potensi ekonomisnya yang tinggi, Pemkab Madiun telah menjadikan porang sebagai komoditas unggulan daerah setempat dengan intervensi mematenkan varietas porang asli Kabupaten Madiun yang unggul dan diberi nama Porang Madiun 1.

"Kita harus melakukan perlindungan untuk petani porang di Kabupaten Madiun. Penanaman porang harus oleh petani. Kalau ada investor yang masuk, harus berinvestasi untuk pascapanen," kata Bupati Ahmad Dawami.

Sementara, dalam kunjungan kerjanya tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan dengan didampingi Bupati Madiun dan jajaran melihat langsung pengolahan bahan baku umbi porang dijadikan chips, tepung, dan beras porang.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021