Pandemi membuat pola konsumsi masyarakat di seluruh dunia bergeser. Yang banyak dibutuhkan adalah komoditas pangan dan produk kesehatan
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mahmud Mattalitti menyatakan sektor komoditas pangan dan produk kesehatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor di tengah pandemi COVID-19.

Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Ketua DPD LaNyalla menambahkan potensi ekspor diharapkan bisa mengacu pada pola konsumsi masyarakat global yang berubah karena pandemi.

"Pandemi membuat pola konsumsi masyarakat di seluruh dunia bergeser. Yang banyak dibutuhkan adalah komoditas pangan dan produk kesehatan. Prediksi saya ke depan kedua komoditas itu sangat potensial dan bisa ditingkatkan nilai ekspornya,” kata Ketua DPD LaNyalla.

Menurutmya, salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi komoditas industri unggulan untuk memaksimalkan ekspor.

LaNyalla menambahkan pada 2020 industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh positif sebesar 21,71 persen. Disusul industri makanan minuman yang tumbuh sebesar 3,82 persen.

Baca juga: Wamendag ungkap 3 produk pangan RI yang paling diincar pasar ekspor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sektor industri menyumbang pendapatan daerah sebesar 84,80 persen pada periode Juni 2021. Selanjutnya sektor migas sebesar 9,08 persen, sektor pertanian sebesar 6,97 persen, dan sektor tambang 0,17 persen.

Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama Jawa Timur disusul dengan Jepang, China, Malaysia, dan India.

“Kontribusi sektor industri ini, terutama di Jawa Timur, bisa menjadi salah satu poin bagi pemerintah untuk fokus kepada pengembangan sektor tersebut. Namun jangan terpaku pada industri besar, pelaku industri kecil dan menengah juga perlu diperhatikan," tuturnya.

Beberapa sektor prioritas yang diidentifikasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim antara lain tembaga murni berupa katoda, perhiasan dari logam mulia, kayu lapis dengan ketebalan tidak melebihi enam milimeter, perabotan kayu, kayu dan olahannya, fraksi cair dari minyak yang dimurnikan dalam kemasan serta udang.

“Sebaiknya Pemprov Jatim bekerja sama dengan KBRI atau Atase Perdagangan melakukan survei ke negara-negara yang masih bisa sebagai tujuan ekspor, produk apa yang diterima dan cocok di negara tersebut,” kata Ketua DPD LaNyalla.

Baca juga: Kemendag dorong ekspor produk farmasi dan alat kesehatan

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021