Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng mengatakan industri kereta api Indonesia harus lebih inovatif manfaatkan teknologi digital, apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.

"Saya kira proses bisnis akan terjadi di pemerintahan maupun di sektor publik lainnya dan perkeretaan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menyelesaikan persoalan," kata Suhono dalam keterangannya pada Jumat.

Inovasi teknologi tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk memberi layanan yang sehat, aman dan nyaman bagi penumpang.

Baca juga: Siap-siap, akan ada rating sopir dan bus di aplikasi TIJE

Ada lima transformasi digital yang bisa dilakukan oleh industri kereta api Indonesia, kata Prof Suhono dalam virtual workshop Inovasi Digital di Bidang Industri Perkeretaan Indonesia beberapa waktu lalu.

Kelima hal tersebut adalah konektivitas, proses bisnis publik maupun private dan hal-hal yang berkaitan dengan layanan-layanan di indonesia, data center, digital talenta dan kebijakan.

"Saya kira perkeretaan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menyelesaikan persoalan (transportasi publik)," kata Suhono.

Industri kereta api di Indonesia sudah berusia lebih dari satu abad, di mana sejarah perkeretaapian Indonesia dimulai saat pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.

Virtul workshop Inovasi Digital di Bidang Industri Perkeretaan Indonesia adalah bagian dari kontribusi riset, pengembangan PIKKC terkait digitalisasi perkeretaan yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Ir. Zulfikri menambahkan workshop menjadi salah satu bentuk dukungan industri perkeretaan dalam mendukung adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19.

"Karena sejalan dengan kebijakan alih teknologi dan pengembangan industri perkeretaapian untuk meningkatkan penguasaan teknologi sarana dan prasarana lewat kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi dan lembaga riset," katanya.

Sementara itu, Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI (Persero) selaku operator dalam transportasi kereta api mengatakan bahwa budaya digital adalah bagaimana membangun cara kerja yang kolaboratif dan PT KAI ingin menerapkan budaya digital keseluruh insan-insan kereta api.

"PT KAI (Persero) telah bekerjasama dengan ITB, bagaimana kita membangun kecerdasan buatan pada area-area video analytic untuk membantu menyelesaikan isu security dan pengelolaan stasiun menuju ke smart station," kata Didiek.

Sebagai salah satu badan usaha yang baru terlibat dalam perkeretaan PT MRT Jakarta pun turut andil dalam melaksanakan penerapan transformasi digital. William Sabandar selaku Direktur Utama PT MRT Jakarta menyatakan bahwa PT. MRT mulai menerapkan protokol “BANGKIT” yang merupakan singkatan dari bersih, aman, nyaman, go green, kolaborasi, inovasi dan tata laksana.

"Pada saat ini kami dibantu oleh ITB untuk ikut mengembangkan bagaimana kedepannya transformasi digital ini bisa kita terapkan secara mulus," kata William.

Baca juga: Platform digital bantu kembangkan infrastruktur transportasi di Papua

Baca juga: Delameta: Rupiah digital pacu bisnis transportasi "payment gateway"

Baca juga: TransJakarta siap integrasikan layanan digital antarmoda transportasi

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021