Makassar (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar mengajak para penyintas COVID-19 agar mendonorkan plasma konvalesen di tengah melonjaknya kasus virus Corona itu di Indonesia.

Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin di Makassar, Ahad, mengatakan pandemi COVID-19 Di Indonesia masih terus meningkat dan angka kematian akibat penularan virus corona juga cukup tinggi.

"Sekarang ini kita menghadapi gelombang kedua penularan COVID-19 dan ini sangat berbahaya karena angkanya terus meningkat," ujarnya.

Dokter Yudi mengatakan plasma konvalesen dari para penyintas atau orang yang mampu bertahan hidup melawan ganasnya COVID-19 dan dinyatakan sembuh akan sangat berguna bagi pasien lainnya yang menderita virus tersebut.

Baca juga: Hanya karyawan Semen Tonasa ikut donor plasma BUMN di Makassar

Baca juga: PMI Jember produksi plasma konvalesen saat permintaan meningkat


Data Pemerintah Pusat hingga Sabtu (10/7) pukul 12.00 WIB, telah terjadi penambahan 35.094 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, kata dia, jumlah pasien yang terjangkit COVID-19 kini berjumlah 2.491.006 orang terhitung dari Maret 2020. Data tersebut juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id yang diperbaharui setiap sorenya.

Meningkatnya angka paparan COVID-19 di Sulawesi Selatan dan Indonesia membuat dirinya dan sejawat lainnya termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengajak para penyintas untuk ikut berkontribusi dalam menekan laju penularan melalui donor plasma konvalesen.

"Kami mengajak kerelaan seluruh penyintas COVID-19 untuk mendonorkan darah plasma konvalesen di PMI atau rumah sakit yang memiliki fasilitas donor plasma konvalesen. Ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan plasma darah yang sesuai dengan kebutuhan, jika cocok penyintas bisa mendonorkan plasma darahnya," katanya.

Dokter Yudi sendiri sudah terpapar COVID-19 sebanyak dua kali, pertama Juni 2020 tanpa gejala dan Februari 2021 dengan gejala berat dan dirawat di ICU COVID-19 hingga akhirnya dinyatakan membaik dengan terapi donor plasma konvalesen .

Menurut dia, plasma konvalesen adalah plasma yang diambil dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Plasma adalah bagian dari darah yang mengandung antibodi. Pasien yang telah sembuh dari COVID-19 dan diharapkan telah memiliki antibodi sebagai perlawanan sistem imun terhadap virus SARS-CoV-2.

Terapi plasma konvalesen merupakan terapi yang dilakukan dengan mendonorkan plasma orang yang telah sembuh dari COVID-19 kepada pasien yang masih terinfeksi.

"Terapi dengan plasma konvalesen akan membantu meningkatkan antibodi pada tubuh pasien yang masih sakit. Sehingga terapi ini mampu mencegah penyakit berkembang lebih parah dan mempercepat waktu penyembuhan," terangnya.

Dia menjelaskan, calon donor plasma harus harus melakukan skrining lanjutan di Palang Merah Indonesia (PMI) atau rumah sakit yang memiliki fasilitas donor plasma konvalesen. Ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan plasma darah yang sesuai dengan kebutuhan, jika cocok penyintas bisa mendonor

Bagi penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan, syaratnya pernah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui hasil usap (swab) RT-PCR dan/atau usapan antigen, telah bebas gejala COVID-19 (demam, batuk, sesak napas, diare) sekurang-kurangnya 14 hari, usia 18-60 tahun, perempuan yang belum pernah hamil, berat badan minimal 55 kilogram, tidak menerima transfusi plasma selama enam bulan terakhir

Ajakan dokter Yudi sesuai dengan harapan Ketua Umum PMI M Jusuf Kalla untuk mengajak seluruh pasien sembuh atau penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen.

JK menyampaikan ada permintaan tiga ribu kantong plasma dari pasien COVID-19 di seluruh Indonesia yang belum terpenuhi saat ini akibat kasus COVID-19 meningkat tajam di Indonesia.*

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Sulsel bertambah 511 orang

Baca juga: KPPU Makassar temukan apotek jual obat COVID-19 di atas HET

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021