Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berupaya mengoptimalkan peran pusat pasar kerja guna mewujudkan sistem informasi pasar kerja nasional atau Labor Market Information System (LMIS).

"Melalui sistem informasi pasar kerja nasional ini, kami optimistis ke depan dapat memiliki forecasting demand tenaga kerja yang tepat, sehingga dapat mempersiapkan supply tenaga kerja lebih dini," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker Anwar Sanusi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Anwar mengatakan melalui sistem informasi pasar kerja nasional itu, diharapkan seluruh sistem informasi pasar kerja yang telah ada saat ini dapat terintegrasi, baik yang dikelola kementerian atau lembaga pemerintah maupun swasta.

Menurut Anwar, sistem informasi pasar kerja yang terintegrasi merupakan suatu keniscayaan, terutama integrasi dengan data terkait kondisi industri, sehingga dapat menghasilkan data yang dapat membantu penyiapan tenaga kerja yang siap diserap industri.

Sekjen Kemnaker mengatakan banyak pihak yang mengharap kehadiran pusat pasar kerja, karena unit itu nantinya akan memiliki data ketenagakerjaan yang lengkap serta memiliki berbagai panduan yang memudahkan para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidangnya, sekaligus membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia ke depan.

"Maka dari itu banyak yang berharap kepada pusat pasar kerja ini, utamanya agar dapat menjadi hub atau jembatan bagi tenaga kerja dan peluang atau kesempatan kerja yang ada," tuturnya.

Dia menuturkan agar pusat pasar kerja berjalan optimal, diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi antarunit yang ada di dalam Kemnaker dan kementerian atau lembaga lain, sehingga dapat memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

"Untuk itu, mari kita bersinergi secara berkesinambungan untuk bersama-sama memberikan kontribusi dan partisipasi positif dalam meningkatkan kompetensi masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia sejahtera," tuturnya.

Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan sistem informasi pasar kerja memiliki peran yang sangat penting dari sisi supply dan demand.

Dia menuturkan dari sisi supply, pemerintah menyiapkan angkatan kerja yang sehat, mempunyai keahlian yang memadai, cerdas, inovatif, adaptif dan sebagainya.

Sementara dari sisi demand, pemerintah mengejar upaya untuk meningkatkan investasi, ekspor, mengembangkan sumber pertumbuhan baru, kewirausahaan, perbaikan infrastuktur sederhana, dan perbaikan iklim investasi.

"Semua ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi peran informasi pasar kerja di antara kedua sisi ini, yaitu mempertemukan dari sisi supply berupa angkat kerja dan demand yang akan dikembangkan atau menjadi tujuan pembangunan sampai Tahun 2024," tutur Mahatmi.

Sementara Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan keberadaan sistem informasi pasar kerja, di antaranya dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas nasional.

Menurut Rudy, sistem informasi pasar kerja dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan terkait ketenagakerjaan, seperti pemutakhiran Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), program pelatihan dan pemagangan untuk pengangguran atau pencari kerja atau untuk pengembangan pelatihan bersifat upskilling atau reskilling bagi tenaga kerja.

"Sistem informasi pasar kerja juga membantu lembaga pendidikan sebagai supplier tenaga kerja untuk melakukan perbaikan guna mengurangi mismatch, misalnya dengan menyesuaikan kurikulum dan rekognisi pembelajaran," tutur Rudy.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021