Insya Allah setiap Kamis di Pemkot Surabaya itu diadakan istighatsah, yang semuanya melalui zoom dengan RT/RW dan LPMK dan seluruh warga itu melakukan pembacaan Surat Yasin setelah shalat Ashar. Kita doa bersama, setelah itu Jumat pagi kita ada 'khat
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menggelar istighatsah atau doa melalui daring dan luring dalam rangka menghadapi pandemi COVID-19, yang digelar di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa istighatsah ini merupakan bentuk ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Ia menjelaskan doa bersama ini akan digelar rutin setiap hari Kamis setelah shalat Ashar dan diikuti seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Surabaya beserta pengurus RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

"Insya Allah setiap Kamis di Pemkot Surabaya itu dilakukan istighatsah, yang semuanya melalui zoom dengan RT/RW dan LPMK dan seluruh warga itu melakukan pembacaan Surat Yasin setelah shalat Ashar. Kita doa bersama, setelah itu Jumat pagi kita ada 'khatmil Quran'," katanya usai acara doa bersama.

Seluruh Kepala PD di lingkup pemkot tampak hadir di balai kota. Sedangkan untuk pegawai lain beserta jajaran kecamatan dan kelurahan, mengikutinya melalui daring. Mereka semua mengikuti rangkaian kegiatan doa bersama mulai dari bacaan Surat Yasin, istighosah dan tahlil yang dipimpin Ustadz Azis Muslim.

Wali Kota menyebut saat ini sudah banyak warga Surabaya yang meninggal karena COVID-19. Untuk itu, kata dia, perlu adanya dorongan spiritual di samping ikhtiar dunia untuk menyelesaikan pandemi ini.

"Dengan istighfar yang kita lakukan melalui pembacaan Surat Yasin, pengajian setiap Kamis dan Jumat, semoga musibah COVID-19 ini bisa ditarik dari Kota Surabaya dan saudara yang sakit diberi kesehatan," katanya.

Selain itu, Wali Kota Eri menambahkan bahwa doa bersama ini juga sebagai bentuk introspeksi serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurutnya, pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini bisa saja cobaan atau musibah dari Tuhan sehingga perlu dorongan lahir dan batin untuk menyelesaikannya.

"Mungkin kita harus introspeksi diri. Kejadian ini bisa cobaan, bisa musibah. Kenapa diuji, karena mungkin kita banyak dosa. Kita sudah lupa. Banyak lupa dengan Gusti Allah. Sehingga kita mendekatkan diri lagi permohonan maaf kepada Gusti Allah. Ampunan dosa dengan istighfar," demikian Eri Cahyadi.

Baca juga: Modin Muslimat NU Surabaya bantu tangani jenazah pasien COVID-19

Baca juga: Wali Kota Surabaya ajak warganya jadi relawan lawan COVID-19

Baca juga: Sejumlah tempat wisata di Surabaya ditutup dampak COVID-19

Baca juga: Keterisian tempat tidur RS rujukan COVID-19 di Surabaya makin penuh

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021