Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro mengingatkan telah terjadi lonjakan kenaikan pasien COVID-19 yang sangat drastis di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

“RSDC Wisma Atlet mencatatkan lonjakan pasien yang sangat drastis. Beberapa hari lalu, sudah lebih dari 80 persen tempat tidur yang tersedia dihuni pasien positif yang dikarantina,” kata Reisa dalam jumpa pers daring dari Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 diimbau jangan takabur

Baca juga: Reisa: Indonesia masuk 10 besar negara dengan vaksinasi terbanyak


Karena lonjakan pasien beberapa hari lalu itu, Satgas Penanganan COVID-19 menambah kapasitas tempat tidur di RSDC Wisma Atlet sebanyak 2.000 tempat tidur untuk menampung pasien baru.

Meskipun sudah ditambah, kata Reisa, tingkat okupansi tempat tidur di RSDC Wisma Atlet terus meningkat karena melonjaknya jumlah pasien COVID-19. Per Rabu ini, keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet sudah melebihi 75 persen.

“Per pagi ini saja, laporan RSDC Wisma Atlet menyatakan ada 488 orang terkonfirmasi positif yang baru masuk untuk menjalani perawatan, setelah beberapa hari yang lalu ada 625 pasien datang bersamaan dalam satu hari,” ujarnya.

Reisa mengatakan pemerintah sudah memperkirakan terjadinya kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan, ketika larangan mudik pada Lebaran 2021 lalu tidak diperhatikan oleh masyarakat.

“Sekarang nasi sudah menjadi bubur, peringatan sudah menjadi kenyataan di depan mata kita,” ujarnya.

Guna mencegah penularan COVID-19, Reisa mengimbau masyarakat untuk lebih banyak beraktivitas di rumah saja saat periode liburan sekolah tiba di pertengahan tahun ini. Masyarakat juga diimbau mematuhi protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Baca juga: Pemerintah siap antisipasi risiko berat setelah vaksinasi COVID-19

“Saya tahu godaannya sangat besar, tapi hindarilah berlibur tanpa perencanaan yang matang. Perhatikan beberapa kabupaten/kota masuk zona merah, artinya tingkat penularan di masyarakat di wilayah tersebut sangat tinggi,” ujarnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021