Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp10 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp46,67 triliun.

Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif Rp10 triliun.

Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS03122021 sebesar Rp0,5 triliun serta imbal hasil rata-rata tertimbang 3,1936 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 3 Desember 2021 ini mencapai Rp1,74 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 3,18 persen dan tertinggi 3,26 persen.

Untuk seri PBS027, jumlah dimenangkan mencapai Rp6,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,37991 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp19,9 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,35 persen dan tertinggi 4,75 persen.

Untuk seri PBS017, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,34984 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 ini mencapai Rp12,74 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,34 persen dan tertinggi 5,52 persen.

Untuk seri PBS29, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,51507 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Maret 2034 ini mencapai Rp5,45 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,45 persen dan tertinggi 6,62 persen.

Pemerintah tidak memenangkan lelang dari PBS004 dan PBS028, meski penawaran masuk mencapai masing-masing Rp2,91 triliun dan Rp3,91 triliun, mengingat lelang hari ini sudah memenuhi target.

Dengan hasil lelang ini, maka realisasi penerbitan sukuk negara hingga Januari-Juni 2021 telah mencapai Rp133,94 triliun.

Baca juga: Lelang enam seri sukuk negara serap Rp12 triliun
Baca juga: Kemenkeu: Pemerintah serap Rp6,14 triliun dari lelang sukuk
Baca juga: Lelang sukuk negara tambahan serap Rp7 triliun

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021