Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian besar terhadap perlindungan TKI yang disiksa dengan menelpon langsung seorang pembantu keturunan Pacitan, Jawa Timur, saat dikunjungi oleh Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar.

"Bapak presiden punya perhatian besar terhadap TKI bermasalah di luar negeri. Ia menelpon langsung seorang pembantu yang disiksa dan diperkosa di Penang untuk memberikan dukungan moril," kata Dubes Da`i Bachtiar usai mengunjungi korban di rumah sakit umum Pulau Penang, Minggu sore.

Presiden juga telah memberikan instruksi kepada KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Penang untuk memberikan advokasi maksimal kepada TKW yang bermasalah atau menerima siksaan dari majikan.

Mantan Kapolri Da`i Bachtiar didampingi Konjen Penang Chilman Arisman, minister counsellor konsuler KBRI Amirudin Padjaitan dan minister counsellor Pensosbud Widyarka Ryananta langsung mengunjungi korban di rumah sakit Penang setelah media massa Malaysia memberitakan seorang PRT Indonesia disiksa parah dan diperkosa oleh majikannya.

Menurut Kepala polisi Georgetown, Gan Kong Meng, pembantu rumah (PRT) asal Lampung WF itu telah disiksa dan diperkosa oleh majikannya. WF (26 Thn) mengaku dipukul kepalanya, tangan dan kakinya dengan ikat pinggang (gesper) hingga cedera parah, dadanya disterika, punggungnya disiram air panas, bahkan beberapa kali diperkosa oleh majikan laki-lakinya.

Hasil pemeriksaan rumah sakit menunjukkan adanya luka-luka di kemaluan korban diduga akibat pemerkosaan. Majikan perempuan, kata korban, ikut memukuli jika pembantunya tidak melayani majikan laki-laki yang profesinya sebagai kontraktor pemotongan rumput.

Dalam kondisi luka parah, majikannya yang beretnis Malaysia etnis India membuang WF di Taman Cenderawasih, Nibong Tebal. WF terkapar selama 12 jam di pinggir jalan hingga seorang pejalan kaki menemukan dan membawanya ke kantor polisi.

Kepolisian Penang kemudian mengusut penyiksaan ini selama seminggu. Korban awalnya sempat tidak tahu dimana alamat majikannya karena keluar rumah dengan mata tertutup. Namun berkat kegigihan kepolisian Penang, kedua majikan WF akhirnya dapat ditangkap, Sabtu. Kedua majikan WF kini dalam tahanan kepolisian Penang.

Da`i Bachtiar mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi tinggi kepada kepala kepolisian Penang yang telah berhasil menangkap kedua majikan WF.

"Saya minta majikan saya dihukum seberat penderitaan saya," kata WF kepada Dubes. Ia khawatir suami dan keluarga di kampung tidak mau menerima dia karena luka yang parah. Hampir seluruh punggungnya terkena luka bakar akibat disiram air panas dan dadanya juga mengalami luka bakar akibat distrika majikan perempuan.

Dubes juga memberikan uang santunan sebesar 2.000 Ringgit (Rp5,5 juta) kepada WF.
(A029/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010