Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM mengajak dan menyarankan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Tanah Air untuk melakukan spin off atau memisahkan usaha secara parsial atau sebagian, sebagai upaya untuk memperluas usaha.

Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi saat memasuki Paripurna Rapat Anggota Tahunan Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama (KSP-SB), di Bogor, Jawa Barat, Senin, mengatakan spin off menjadi pilihan aksi bisnis yang diharapkan mampu merespons tuntutan zaman di era digital.

"Sejumlah KSP seperti Keling Kumang di Sekadau Kalbar, Pintu Air di Maumere NTT, dan Kopsyah BMI di Tangerang Banten, kini sudah mulai melakukan spin off, karena pilihan ini memang sesuai dengan tuntutan pasar digital saat ini,” kata Zabadi.

Ia mendorong koperasi lain seperti KSP SB juga melakukan hal yang sama agar mampu mengembangkan usaha yang tidak melulu usaha simpan pinjam.

“Saya berharap KSP SB dapat mengikuti tren yang baik ini sehingga manfaat berkoperasi benar-benar nyata dinikmati oleh anggota dan masyarakat," kata Zabadi.

KSP SB menjadi salah satu koperasi yang mengalami masa sulit di mana sekitar 181 ribu anggota usahanya terdampak pandemi.

Baca juga: Kemenkop perketat pengawasan pada koperasi simpan pinjam

Bahkan terhitung Agustus tahun lalu KSP SB oleh Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat dinyatakan masuk dalam daftar Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Namun demikian koperasi ini tetap diizinkan beroperasi karena kesulitan yang dialami koperasi ini akibat faktor eksternal yaitu pandemi COVID-19.

"KSP Sejahtera Bersama menunjukkan keinginan kuat untuk kembali bangkit sebagai salah satu koperasi terbaik tingkat nasional, saya memberi apresiasi yang tinggi kepada pengurus, anggota, serta karyawan yang sudah begitu gigih dan sabar melewati masa-masa sulit selama setahun ini," kata Ahmad Zabadi.

Dalam laporannya Ketua KSP SB Vini Noviani mengatakan kendati menghadapi masa sulit di tengah pandemi, pihaknya tetap melakukan pelayanan yang optimal bagi anggotanya.

Baca juga: Kemenkop-Polri awasi penghimpunan dana berkedok koperasi simpan pinjam

Kendati dibayangi masa sulit sepanjang 2020, terlebih dengan menurunnya aset, ekuitas, maupun SHU, KSP SB mampu menjaga kepercayaan anggota bahwa usaha ke depan akan kembali normal.

"Ratio keuangan memang mengalami penurunan dengan NPL mencapai 3,12 persen namun yang menggembirakan masyarakat masih tetap percaya bahwa kami akan bangkit, sepanjang 2020 anggota malah meningkat 4,14 persen, dari 173.875 tahun 2019 menjadi 181.072 tahun 2020," tutur Vini.

Menanggapi imbauan Deputi Perkoperasian Ahmad Zabadi agar KSP SB melakukan spin-off, Vini menanggapi positif imbauan tersebut.

Dengan anggota lebih dari 181 ribu orang, 44 kantor cabang utama dan 21 kantor cabang pembantu tersebar di 6 provinsi, sangat memungkinkan bagi KSP SB melakukan spin-off. Tetapi keputusan akhirnya, kata Vini, tetap diserahkan melalui kesepakatan dan persetujuan anggota.

Baca juga: Anggota DPR: Program stimulus bagi koperasi perlu didukung pengawasan

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021