Jika tidak didampingi, saya mengkhawatirkan produk-produk asing akan semakin membanjiri pasar
Denpasar (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR Nyoman Parta mengingatkan bahwa pendampingan bagi UMKM melalui sejumlah bantuan pembiayaan dan pembinaan sangat penting dilakukan agar sektor tersebut tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.

"Jika tidak didampingi, saya mengkhawatirkan produk-produk asing akan semakin membanjiri pasar. Saat ini saja, sudah sangat mudah ditemui produk makanan dari luar negeri di berbagai supermarket," katanya dalam acara "Sosialisasi Integrasi Ultramikro" di Denpasar, Bali, Minggu.

Di tengah pandemi COVID-19, menurut dia, masyarakat Bali yang selama ini menggantungkan hidup dari pariwisata, banyak yang harus kehilangan pekerjaan dan tak sedikit yang beralih membuka usaha kecil-kecilan termasuk kuliner untuk bertahan hidup.

Fenomena tersebut menjadi perhatian khusus dari anggota DPR Dapil Bali ini, sehingga UMKM, terlebih usaha ultramikro harus menjadi prioritas pemerintah.

Program pembiayaan ultramikro, lanjut Parta, merupakan program pemerintah berbentuk pembiayaan usaha yang ditujukan kepada masyarakat yang belum terjangkau fasilitas perbankan atau sejenisnya.

Menurut dia, meskipun selama ini sudah banyak ada akses pembiayaan dari pemerintah, tidak jarang pelaku usaha yang gagal karena tidak menerapkan manajemen dagang yang baik dan juga transaksinya tidak tercatat.

"Selain itu, di era yang tidak bisa lepas dari teknologi informasi, mau tidak mau, UMKM harus beralih ke digital dan tidak bisa hanya mengandalkan penjualan secara manual," katanya.

Parta menambahkan pendampingan menjadi penting agar UMKM bisa tetap mempertahankan kualitas serta manajemen usaha dan keuangannya lebih tertata.

Dalam acara yang dihadiri perwakilan pelaku usaha dari sejumlah kabupaten/kota di Bali itu, dia mengajak pelaku UMKM bersinergi bangkit dari pandemi.

"Saya sangat senang membantu promosi usaha yang dibuat oleh teman-teman UMKM, seperti keripik, bolu, dan berbagai makanan lainnya, saya kagum dengan semangat saudara-saudara kita yang bangkit dari pandemi," ujarnya.

Bahkan, di halaman media sosial miliknya sering dihiasi promosi produk UMKM dan selalu disertakan nomor penjual agar bisa memperluas jangkauan pasar.

"Integrasi ini sangat baik, sehingga semua bisa berjalan bersinergi satu sama lain, dan semakin banyak masyarakat yang dipermudah baik akses pinjaman ataupun program penguatan UMKM dan usaha ultramikro lainnya," katanya.

Salah satu peserta sosialisasi, Adhi Deaf, yang merupakan perwakilan Sahabat Tuli mengatakan keterbatasan fisik bukan halangan. Justru itu adalah kelebihan baginya dan semangat untuk terus maju dalam berjualan aneka piza dan makanan ringan.

"Terima kasih saya ucapkan karena sudah dilibatkan dalam acara ini, sehingga kaum kami mendapat kesempatan yang sama dalam menerima informasi segala bentuk program pemerintah, khususnya untuk usaha kecil seperti saya," ujarnya sembari berharap penjualannya meningkat dan terus dilibatkan dalam acara-acara UMKM.

Dalam sosialisasi tersebut juga hadir narasumber M Idris Jafar Sumantri, Pimca PT PNM Singaraja; Kusdinar Wiraputra, Regional Microbanking Head BRI Bali Nusra; dan I Ketut Winata, Deputi Bisnis Area Denpasar PT Pegadaian.

Baca juga: Kominfo dorong digitalisasi UMKM di Bali melalui pelatihan DTS
Baca juga: Wagub Bali puji ketangguhan pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi
Baca juga: Anggota DPR I Nyoman Patra fokus pengembangan UMKM di Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021