Kita ada mentornya, tahun lalu ada Slamet Raharjo, Ninik L Karim, Rahabi Mandra, Titien Watimena, Fajar Nugros dan lainnya
Jakarta (ANTARA) - Direktur Industri Kreatif Film, Animasi, dan Televisi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Syaifullah, mengatakan bahwa industri film Indonesia masih kekurangan penulis skenario.

"Kita kekurangan penulis, bukan ide cerita," ujar Syaifullah saat dihubungi ANTARA pada Sabtu.

Syaifullah mengatakan Indonesia terdiri dari ribuan suku yang kisahnya dapat diangkat untuk ide cerita film. Namun, salah satu kekurangannya adalah hanya ada sedikit penulis yang mampu mengembangkan ide tersebut.

Baca juga: Kemenparekraf latih pelaku ekraf Medan cara menulis skenario kreatif

"Kita punya urban legend banyak banget, itu kan potensi cerita dan butuh penulis makanya kita keliling Indonesia," kata Syaifullah.

Kemenparekraf bekerjasama dengan Persatuan Karyawan Film Televisi Indonesia membuat masterclass pengembangan cerita untuk film, OTT (over the top) dan TV bernama Scene. Tujuannya untuk memunculkan talenta baru tanah air dalam menulis skenario yang dapat bekerja di industri kreatif.

"Kita mengkurasi orang-orang yang punya tulisan, novel, cerpen untuk ikut tapi bukan hanya nulis untuk cerpen aja tapi bisa menuangkan dalam skenario film," ujar Syaifullah.

Syaifullah mengatakan setelah mendapat bimbingan dalam penulisan skenario, para peserta Scene ini bisa membuat skenario yang menunjukkan karakteristik Indonesia. Tidak melulu soal budaya namun juga tentang kesederhanaan dan keseharian masyarakat yang khas.

Baca juga: Industri film Indonesia perlu regenerasi penulis skenario

"Kita pengin ada cerita-cerita yang memiliki karakter bangsa tapi punya sisi komersil seperti 'Laskar Pelangi', 'Yowis Ben', jadi kita berharap bisa punya cerita begitu, kuat sisi pesan tapi juga ada nilai komersil, ada unsur uniknya," ujar Syaifullah.

Para peserta Scene yang terpilih nantinya akan mengikuti workshop selama dua minggu untuk memperdalam cerita yang mereka buat. Setelah itu, peserta akan melakukan presentasi di hadapan rumah produksi, televisi dan juga platform OTT.

"Kita ada mentornya, tahun lalu ada Slamet Raharjo, Ninik L Karim, Rahabi Mandra, Titien Watimena, Fajar Nugros dan lainnya. Setelah dua minggu kita picthing kan tuh di depan PH, TV, OTT," ujar Syaifullah.

"Setelah mereka ikut masterclass Scene mereka juga bisa dilibatkan di industri. Peserta tahun lalu udah terlibat di film, sinetron dan OTT sebagai penulis," imbuhnya.

Baca juga: Vaksinasi munculkan tren positif untuk industri film

Baca juga: Pandemi diharapkan jadi momentum perbaiki infrastruktur industri film

Baca juga: Hari Film, ini tiga fokus Kemenparekraf geliatkan industri layar lebar

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021