Bengaluru/Beijing (ANTARA) - Pakar penyakit menular Amerika Serikat Dr. Anthony Fauci meminta China merilis catatan medis sembilan orang yang penyakitnya mungkin memberikan petunjuk penting apakah COVID-19 pertama kali muncul sebagai akibat dari kebocoran laboratorium.

"Saya ingin melihat rekam medis dari tiga orang yang dilaporkan sakit pada 2019. Apakah mereka benar-benar sakit, dan jika ada, sakit apa?" ujar Fauci seperti dilaporkan Financial Times pada Kamis (4/6).

Asal usul virus corona diperdebatkan dengan panas oleh AS dan China, sementara badan-badan intelijen Washington masih memeriksa laporan bahwa para peneliti di laboratorium virologi di Wuhan sakit parah pada 2019 --sebulan sebelum kasus COVID-19 pertama dilaporkan.

Namun, para ilmuwan dan pejabat China secara konsisten menolak hipotesis kebocoran laboratorium. Mereka mengatakan virus itu bisa saja beredar di wilayah lain sebelum menyerang Wuhan dan bahkan mungkin memasuki China melalui pengiriman makanan beku impor atau perdagangan satwa liar.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menolak berkomentar langsung apakah China akan merilis catatan sembilan orang itu. Tetapi, ia dengan tegas membantah kemungkinan bahwa laboratorium itu terkait dengan wabah COVID-19.

Selama pengarahan rutin pada Jumat, ia merujuk pada pernyataan 23 Maret dari Institut Virologi Wuhan yang mengatakan tidak ada staf atau lulusan yang dikonfirmasi telah tertular virus.

Wang menegaskan kembali sikap China bahwa laporan kebocoran laboratorium adalah "teori konspirasi."

Financial Times melaporkan bahwa Fauci masih percaya bahwa virus tersebut pertama kali ditularkan ke manusia melalui hewan, menunjukkan bahwa bahkan jika para peneliti laboratorium memang terinfeksi COVID-19, mereka dapat tertular penyakit dari populasi yang lebih luas.


Sumber: Reuters

Baca juga: China: Kritik AS atas penanganan virus bagai "pertunjukan politik"
​​​​​​​
Baca juga: Trump yakin virus corona berasal dari lab Wuhan-China

Baca juga: Ahli: Pasar Wuhan mungkin sebarkan COVID-19, tetapi bukan sumbernya


 

Berkunjung ke Museum Antiepidemi di episentrum COVID-19, Wuhan

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021