Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendorong implementasi Perbup Sleman No.42/2012 tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai langkah meningkatkan kesadaran dampak buruk konsumsi tembakau di masyarakat.

"Pemkab Sleman terus berupaya meningkatkan komitmennya terhadap implementasi KTR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk merokok bagi perokok dan lingkungan sekitarnya," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis.

Peringatan yang mengambil tema "Berhenti Merokok Cegah Stunting di Kabupaten Sleman" menjadi momentum pengingat pentingnya berhenti merokok Sehingga mendukung terwujudnya Kabupaten Sleman sebagai Kabupaten Sehat.

"Kebijakan KTR ini perlu diintegrasikan dengan mengajak peran aktif guru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam mewujudkan Sekolah Sehat yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) serta meningkatkan komitmen lintas sektor termasuk sektor pendidikan dalam program percepatan penanggulangan kekerdilan (stunting) di Kabupaten Sleman berdasarkan Perbub Sleman Nomor 17 Tahun 2019," katanya.

Baca juga: Merokok di kawasan tanpa rokok kena denda Rp500 ribu di Kota Bandung

Baca juga: DPRD Agam setuju Perda Kawasan Tanpa Rokok disahkan


Ia berharap semua lapisan masyarakat bisa mengimplementasikan praktik tidak merokok selama 24 jam secara berkelanjutan. Untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat rokok yaitu penyakit stroke, kanker dan penyakit jantung serta resiko lanjutan yang bisa terjadi adalah kekerdilan pada anak.

"Rokok merupakan pembunuh nomor satu. Kandungan bahan kimia di dalam rokok yang bersifat adiktif dan karsinogenik (dapat menimbulkan kanker)," katanya.

Risiko yang ditimbulkan tidak hanya untuk perokok aktif tetapi juga merugikan perokok pasif.

"Untuk menekan semakin banyaknya perokok aktif, Pemkab melakukan beberapa kebijakan diantaranya aturan tentang kawasan tanpa rokok, larangan iklan, promosi dan sponsor rokok," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan pihaknya telah berupaya mengimplementasikan Perbup Sleman Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok serta Perbup Sleman Nomor 27 Tahun 2019 tentang Program Percepatan Penanggulangan Stunting, sebagai langkah konvergensi penanggulangan kekerdilan dan meningkatkan kesadaran dampak buruk konsumsi tembakau.

"Regulasi tersebut mengatur tentang penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) serta melibatkan lintas sektor dalam penanggulangan kekerdilan," katanya.

Menurut dia, penetapan KTR merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok termasuk mencegah kekerdilan secara tidak langsung.*

Baca juga: DPRD Pangkalpinang segera revisi Perda Kawasan Tanpa Rokok

Baca juga: Kemen PPPA sebut kawasan tanpa rokok jadi indikator Kota Layak Anak

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021