Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadwalkan pengiriman air bersih kepada warga terdampak kekeringan yang melanda wilayah ini pada awal Juni.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Gunung Kidul Handoko di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan ada tiga kecamatan yang mulai terkena dampak kekeringan, dan membutuhkan air bersih, yakni Kecamatan Tepus, Panggang dan Saptosari.

"Beberapa kecamatan sudah terjadi kekeringan sejak beberapa waktu lalu dan masyarakat sudah membutuhkan penyaluran air bersih. Saat ini, BPBD tengah melakukan koordinasi bersama Camat untuk mengetahui kepastian data terdampak kekeringan. Kami akan mulai melakukan dropping air bersih awal Juni," kata Handoko.

Ia mengatakan dari tiga kecamatan tersebut, ada sekitar 38 dusun atau 1.935 kepala keluarga (KK) terkena dampak kekeringan. Kemudian, wilayah lain masih dalam pendataan. Artinya data tersebut data bergerak yang setiap waktu dapat berubah sesuai perkembangan situasi di lapangan.

Baca juga: Tiga kapanewon di Gunung Kidul masih butuh distribusi air bersih

Pada Kamis, BPBD bersama camat melakukan rapat koordinasi dan menyepakati pengiriman air bersih memang dilakukan lebih awal sebab kondisi di lapangan sudah sangat membutuhkan.

"Kekeringan di Gunung Kidul memang terjadi lebih awal dibandingkan 2020 yang baru mulai melanda pada 3 Agustus. Nanti kita sasar yang sangat membutuhkan air," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan BPBD sendiri menyediakan anggaran Rp700 juta untuk pengiriman air. Jumlah ini sama seperti anggaran tahun sebelumnya.

"Juni akan kita mulai. Untuk saat ini jumlah jiwa, KK, dan dusun terdampak kekeringan masih kami rekap," kata Edy Basuki.

Baca juga: ACT DIY gencarkan distribusi air bersih ke Gunung Kidul
Baca juga: Sekitar 129.788 jiwa di Gunung Kidul terdampak kekeringan

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021