Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkolaborasi lintas institusi untuk melahirkan berbagai produk inovasi untuk penanganan pandemi COVID-19 sekaligus untuk membangun kemandirian Indonesia terutama dalam bidang alat kesehatan.

"Terbangunnya ekosistem riset, inovasi, dan teknologi sebagai model untuk mendapatkan solusi komprehensif dalam menghadapi pandemi adalah suatu terobosan besar terkait dengan upaya penyelesaian masalah secara sistematik dan konstruktif," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam webinar "Ekosistem Inovasi Teknologi Penanganan COVID-19: Peta dan Upaya Penguatannya", Jakarta, Rabu.

Kolaborasi lintas institusi tersebut menjadi suatu ekosistem inovasi nasional yang diwujudnyatakan dalam pembentukan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC-19).

Dengan anggota yang berasal dari delapan institusi penelitian dan pengembangan pemerintah, 18 perguruan tinggi, empat industri nasional, enam startup, tiga rumah sakit, dan 15 komunitas, TFRIC-19 telah menghasilkan lima produk inovasi alat kesehatan, yang telah digunakan dalam mendukung penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Baca juga: BPPT harapkan penerapan AI masuki sektor industri unggulan

Baca juga: Srikandi Millenial jadikan BPPT pusat kecerdasan teknologi nasional


"Model solusi dengan pendekatan ekosistem dalam menghadapi COVID-19 yang dikembangkan melalui TFRIC-19 ini, secara holistik dan paralel telah menginisiasi proses hilirisasi inovasi di berbagai bidang," tutur Hammam.

Tanggal 20 Mei 2020 merupakan milestone kebangkitan inovasi teknologi dan wujud terbangunnya ekosistem inovasi teknologi untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Presiden RI Joko Widodo memberikan apresiasi dan meluncurkan beberapa produk inovasi TFRIC-19 pada saat itu, yaitu produk tes diagnostic cepat, PCR tes kit, ventilator darurat, dan mobile laboratory BSL-2. Selain itu TFRIC-19 juga telah terlibat dalam pengurutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (whole genome sequencing), mengembangkan Biosensor SPR, aplikasi kecerdasan artifisial (artificial intelligence) untuk mendeteksi COVID-19 dan beberapa produk inovasi teknologi lainnya.

Model ekosistem seperti TFRIC-19 akan mampu meningkatkan potensi hasil riset yang dapat dihilirisasi serta mampu melalui "jembatan lembah kematian" (valley of death) produk inovasi jika dapat terus dikembangkan.

Model ekosistem riset dan inovasi teknologi yang dijalankan TFRIC-19 itu ke depan dapat direplikasi sebagai salah satu model pendekatan solutif bagi berbagai permasalahan bangsa yang bersifat multi dimensi.

Selanjutnya, TFRIC-19 melanjutkan kegiatannya untuk mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi untuk membantu penanganan pandemi COVID-19 di 2021.*

Baca juga: BPPT bangun kolaborasi kembangkan supercomputing-kecerdasan artifisial

Baca juga: BPPT tekankan kebaruan dan perkuat kemampuan akuisisi teknologi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021