meningkatkan mutu pembelajaran daring di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) berkolaborasi dalam menghadirkan inovasi pendidikan jarak jauh (PJJ) melalui Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute).

“ICE Institute merupakan marketplace pembelajaran daring di Indonesia yang berisi galeri mata kuliah daring yang dapat ditempuh oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan dapat dialihkreditkan dalam lingkungan ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia dengan menggunakan teknologi blockchain,” ujar Kepala ICE Institute, Prof Paulina Panen, dalam acara penandatangan kerja sama yang diselenggarakan di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Kamis.

ICE Institute dapat diakses melalui http://icei.ut.ac.id. Penandatangan kerja sama tersebut diikuti sebanyak 12 perguruan tinggi yakni Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Paulina menjelaskan penandatanganan kerja sama itu bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan pembelajaran daring secara bersama-sama hingga memanfaatkan ICE Institute sebagai galeri pembelajaran daring di Indonesia.

“Diantaranya melakukan penyediaan dan pemanfaatan materi belajar daring yang terkurasi dengan baik. Kerja sama ini bertujuan juga untuk meningkatkan mutu pembelajaran daring di Indonesia,” jelas dia.

Baca juga: UT- IPB University kolaborasi lakukan sinergi lintas keilmuan

Baca juga: Rektor UT : Kampus Merdeka berikan kesempatan mahasiswa berkembang


Paulina menjelaskan pada tahap awal perintisan ICE Institute akan terasa berat bagi semua pihak, karena seluruh perguruan tinggi mitra berkontribusi dalam menyediakan 10 mata kuliah dalam rentang tiga tahun secara gratis.

Dia berharap adanya ICE dapat memberikan makna dalam pengembangan pembelajaran secara daring, sehingga nanti alumni dapat berkompetisi di dunia kerja.

Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat, mengatakan untuk pengembangan pembelajaran daring melalui ICE institute direncanakan dengan memanfaatkan kemitraan dengan beberapa sumber materi pembelajaran dan dosen penanggung jawab mata kuliah.

Semua data hasil pembelajaran daring melalui ICE Institute akan tercatat pada Pusat Data dan Informasi Ditjen Dikti (PD Dikti). Kolaborasi tersebut merupakan bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.

“Ini merupakan program strategis yang dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan PTN dan PTS di bawah koordinasi UT. Ini merupakan kolaborasi yang sangat baik bagi perguruan tinggi dalam pembelajaran daring,” terang Ojat.

Dengan adanya ICE Institute tersebut, Ojat berharap pemerintah dapat menyediakan akses pendidikan untuk semua. Tidak hanya bagi masyarakat di perkotaan tetapi juga di pelosok negeri.

Baca juga: Kampus Merdeka dan Kedaireka bantu revitalisasi Bumdes

Baca juga: Kreativitas dan kolaborasi sangat penting dimiliki mahasiswa


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021