Mungkin ada masalah yang belum tuntas bagi warga Indonesia, yakni masalah integrasi bangsa. Misalnya, kita masih sering mendengar munculnya soalnya mayoritas-minoritas
London (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari menekankan pentingnya integrasi bangsa, sebagai bagian penting bagi Indonesia masa depan dalam pengajian virtual Ramadhan 1422 Hijriah yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI di Inggris Raya pada akhir pekan ini.

“Mungkin ada masalah yang belum tuntas bagi warga Indonesia, yakni masalah integrasi bangsa. Misalnya, kita masih sering mendengar munculnya soalnya mayoritas-minoritas. Para pendiri bangsa, ketika membuat kontuksi kebangsaan dan kenegaraan kita, itu sudah menyelesaikan dengan tidak mengadopsi konsep mayoritas-minoritas. Semuanya adalah warga negara Indonesia,” katanya di London, Sabtu (24/4) 2021.

Dubes juga mengajak warga Muslim Indonesia di Inggris untuk terus belajar, sekaligus memakni ibadah secara lebih mendalam.

Ia mengatakan dari alenia 4 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan tujuan mendirikan negara bagi warga Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia.

"Tidak peduli suku bangsanya, tidak peduli etnisnya, tidak peduli agamanya. Juga, tidak memperhatikan madzhab atau aliran,” kata Hajriyanto yang dilantik sebagai Dubes RI di Lebanon pada Agustus 2019.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa dalam setahun terakhir, pandemi COVID-19 memperparah kesenjangan yang ada sehingga perlu ada kesadaran bersama untuk saling menguatkan serta bersama-sama menyelesaikan persoalan.

“Nah, sekarang apa nilai-nilai puasa yang relevan, sehingga memberikan sumbangan bagi penyelesaian persoalan kita berbangsa dan bernegara?,” tanya Hajriyanto, yang pernah menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah pada 1993-1998.

Menurut dia ibadah puasa itu memiliki makna mendalam, yang perlu diungkap sekaligus dirasakan. Begitu juga ibadah-ibadah lain, yang selalu memiki makna instrinsik.

“Nilai-nilai intrinsik shalat itu ya 'li dzkri', untuk mengingat Allah. Di samping itu, kita beribadah, taqarrub kepada Allah, juga mengingat Allah. Sementara, ibadah puasa itu nilai-nilai intrinsiknya ya.. nilai-nilai ketuhanan. Dimensi ketuhanan di dalam ibadah puasa itu tinggi sekali. Kepercayaan bahwa Tuhan melihat kita, atau keyakinan bahwa Allah selalu menyaksikan kita, atau kepercayaan bahwa tidak ada tempat bersembunyi, itu adalah dimensi ketuhanan dalam agama Islam,” katanya.

Kemudian, ia menekankan bahwa sekalipun banyak hikmah-hikmah ibadah yang kita ketahui dari kitab-kitab, namun hakikatnya hanya Tuhan yang tahu.

“Hanya Tuhan yang bisa mengungkap hakikat. Manusia bisa mencoba memahaminya," katanya.

Hajriyanto juga mengungkapkan bahwa ibadah puasa memiliki makna instrumental. “Ibadah puasa menjadi instumen untuk mendidik kita menjadi orang yang memiliki kesadaran berketuhanan yang mandarah daging dan mem-balung sumsum, sehingga menjadi orang yang jujur dan hati-hati karena selalu disaksikan Tuhan. Puasa juga menjadi instrumen untuk mendidik kita agar selalu peduli pada orang miskin, serta sebagai instrumen kesehatan. Maka, kita bisa rasakan, betapa lengkap dan sempurna ibadah puasa,” katanya.

Badrodin, warga Indonesia di Inggris, mengyatakan  ia senang terlibat dalam pengajian yang diselenggarakan KBRI London karena menjadi ruang silaturahmi dan belajar.

“Saya selalu menyimak pengajian yang diselenggarakan pihak KBRI London bersama komunitas muslim, karena saya bisa menyapa teman-teman dari berbagai kota di Inggris, meski di tengah pandemi. Agak susah ketemu langsung, karena protokol kesehatan yang ketat, juga peraturan lockdown sebelumnya. Nah, pengajian ini sebagai ruang silaturahmi,” kata Badrodin yang sedang belajar di Inggris.

Sementara itu Deputi Chieff of Mission (DCM) KBRI London Khasan Ashari, mengungkapkan bahwa pengajian bersama muslim Indonesia di Inggris itu merupakan ruang silaturahmi dan bukti kerukunan antar sesama.

“Pengajian ini diselenggarakan atas kerjasama KBRI London, PCI Nahdlatul Ulama UK, PCI Muhammadiyah UK, KIBAR dan Firdaus Irlandia. Tentu, ini merupakan bentuk kerukunan bersama antar warga muslim di Inggris Raya,” katanya.

Pengajian komunitas muslim di Inggris Raya, selama Ramadhan ini berlangsung tiap hari Sabtu, dengan pembicara bergiliran berdasar usulan komunitas Muslim

Pada pengajian pekan ini, hadir pula mantan Duta Besar RI untuk Inggris Raya dan Irlandia Rizal Sukma dan perwakilan tokoh masyarakat Indonesia dari Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia.

Baca juga: Dubes RI untuk Lebanon: Islam telah ajarkan manajemen hidup modern

Baca juga: Indonesia tingkatkan perdagangan dengan Lebanon

Baca juga: Lebanon rasakan manfaat kehadiran Kontingen Garuda


 

Pewarta: Munawir Aziz
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021