Jakarta (ANTARA) - Ekonom Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan program Kartu Prakerja masih sangat layak dilanjutkan, karena progam ini bisa mendorong kemampuan angkatan kerja Indonesia yang relatif masih rendah dibanding dengan negara lain.

“Program Kartu Prakerja mampu untuk memperbaiki pekerja baik dari sisi softskill, maupun technical skill para tenaga kerja," kata Yose dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Meski demikian, ia menjelaskan yang juga harus diperbaiki dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja adalah pendidikan, ditambah dengan cara yang lebih cepat yaitu berbagai program pelatihan.

Baca juga: CORE: KUR bagi alumni program kartu prakerja bisa gerakkan ekonomi

Untuk itu, Yose mengatakan tidak setuju adanya wacana agar program Pra Kerja yang sudah dijalankan pemerintah dihentikan.

“Kalau ada wacana seperti itu, mungkin itu adalah orang-orang yang tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya. Saat ini kita sudah bicara tentang new job, future of jobs yang membutuhkan skill set baru. Pemerintah saat ini sudah punya programnya, jadi jangan ada wacana dihentikan,” tegasnya.

Ia menambahkan, program Kartu Prakerja sendiri tidak bisa disamakan dengan bantuan sosial (bansos). Kalau pun peserta Kartu Prakerja mendapat bantuan sosial itu lebih karena kondisi pandemi. Program tersebut merupakan salah satu cara peningkatan kompetensi bagi angkatan kerja.

Baca juga: Presiden sebut Kartu Prakerja sukses tingkatkan keterampilan pekerja

“Program Kartu Prakerja bisa membantu pemerintah untuk memperbaiki keterampilan angkatan kerja dari sisi supply. Sementara dari sisi demand pemerintah berusaha mendorongnya dengan UU Cipta Kerja,” katanya.

Namun, unsur bansos dari Kartu Prakerja itu perlu sedikit-sedikit dihilangkan dan lebih digunakan untuk meningkatkan ketrampilan dan kompetensi kerja yang diperlukan secara lebih optimal.

Yose sepakat ada evaluasi dari Program Kartu Prakerja untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, namun evaluasi belum bisa dilakukan karena terbatas dengan waktu pelaksanaan program itu sendiri.

“Sampai sekarang ini belum ada evaluasi, karena program ini baru berjalan sekitar 8 bulan. Kalau pun ada evaluasinya, harus dilakukan dengan baik kemudian dilihat apa kelebihan dan kekurangannya. Kalau ada kekurangan ya harus diperbaiki,” katanya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021