mendorong pemerintah untuk penetapan Hari Berkebaya Nasional
Jakarta (ANTARA) - Kongres Berkebaya Nasional (KBN) 2021 yang digelar secara daring pada 5 April 2021 hingga 6 April 2021 menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk mensukseskan kebaya sebagai warisan budaya atau kekayaan tak benda oleh UNESCO.
 

“Dalam 1,5 tahun ke depan Kongres Berkebaya Nasional 2021 akan konsisten terus menyusun dan membuat Langkah-langkah untuk mensukseskan kebaya sebagai salah satu kekayaan tak benda atau salah satu kekayaan Nusantara seperti halnya batik, keris dan wayang yang sudah lebih dulu diakui sebagai warisan Indonesia oleh UNESCO,” ujar Ketua Panitia KBN 2021, Lana T Koentjoro, di Jakarta, Selasa.
 

Dia menambahkan KBN 2021 akan terus gencar mempromosikan penggunaan kebaya tidak hanya sebagai pakaian nasional Indonesia tapi kebaya sebagai pakaian untuk beraktivitas sehari-hari sesuai fungsi dan identitas pemakainya.

Baca juga: PBI gagas kongres berkebaya nasional agar mendunia

Baca juga: KBN 2021 perkuat pelestarian kebaya pada generasi muda

 

“Kami juga akan akan terus memberikan masukan dan mendorong pemerintah pusat dan kementerian terkait untuk mengeluarkan penetapan “Hari Berkebaya Nasional “ kepada seluruh perempuan Indonesia,” jelas dia.
 

KBN 2021 akan terus membantu mengembangkan dan membantu membuka peluang usaha bagi para perajin, pengusaha UKM terkait peluang usaha kebaya berikut varian turunannya sekaligus melestarikan kebaya sebagai satu budaya yang perlu dilestarikan agar tidak punah.
 

Pihaknya juga terus berkomitmen untuk terus berkembang dan terus setiap tahun digelar agar semakin diterima dan dikenal oleh masyarakat di seluruh pelosok Nusantara. Juga sebagai langkah konkret untuk terus melestarikan kebaya kepada perempuan Indonesia dari generasi ke generasi mendatang.
 

Dalam pelaksanaan KBN 2021, sejumlah perempuan mendapatkan penghargaan atas kontribusinya dalam pengembangan kebaya yakni Martha Tilaar, Anne Avantie, Sundari Sukoco, Nafsiah Mboy, Endah Laras, Ni Luh Djelantik, dan Christine Dessynta.
 

Penghargaan tersebut diberikan karena konsistensi berkebaya setiap saat, kapanpun dan dimanapun, selalu setia mempromosikan penggunaan kebaya, tokoh publik yang sering berkebaya, seniman atau artis saat menjalankan profesinya dengan rutin berkebaya, dan tokoh adat atau pimpinan yang menjadi contoh bagi bawahannya.

Baca juga: Kebaya dapat jadi alat pemersatu perempuan

Baca juga: Menparekraf dukung pelestarian penggunaan kebaya


 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021