Masyarakat tidak perlu panik, pasokan BBM dalam keadaan aman. Yang terbakar storage, bukan kilangnya..
Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta PT Pertamina (Persero) mempertahankan kestabilan pasokan bahan bakar masyarakat pascakebakaran Kilang Balongan, Jawa Barat, dengan mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain seperti Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

"Kami baru saja meninjau lokasi tangki yang eksplosif pada Senin, 29 Maret dinihari. Alhamdulillah, api sudah bisa dipadamkan, sekarang sedang dalam tahap proses penyelesaian. Masih dilakukan tindakan pemadaman yang ofensif. Selain itu, juga dilakukan pendinginan terhadap minyak-minyak yang masih ada di dasar, sehingga bisa diturunkan temperaturnya," ujar Menteri Arifin yang didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati melakukan peninjauan ke Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu.

Menurut Arifin, investigasi penyebab insiden masih terus dilakukan pihak internal dan eksternal Pertamina.

Untuk menutupi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan bahan bakar masyarakat akibat insiden ini, Menteri ESDM meminta Pertamina mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain yang dimiliki BUMN tersebut.

"Dengan terjadinya peristiwa ini, akan mengoptimalkan kapasitas produk di kilang-kilang lain dengan memperhatikan standar keselamatan bekerja. Kita harapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari Pertamina sendiri," jelasnya.
Baca juga: Menteri ESDM minta Pertamina gunakan teknologi terbaru dibidang migas

Arifin juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan sehingga insiden ini dapat ditangani dengan cepat dan tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah lagi.

Hingga saat ini, Pertamina masih tetap melakukan pendinginan dan pengawasan di area tangki BBM T-301 Kilang Balongan sambil memastikan tidak ada potensi api akan muncul lagi.

Tangki BBM T-301G Kilang Balongan terbakar pada Senin (29/3) sekitar pukul 00.45 dini hari, yang merembet ke tiga tangki BBM lainnya yakni T-301E, T-301F, dan T-301H.

Pada saat kejadian tangki T-301E terisi 2.038 kiloliter gasoline, tangki T-301G terisi 23.290 kiloliter gasoline, sedangkan T-301F dan T-301H kosong.

Penyebab kebakaran belum diketahui dan proses penyelidikan sedang dilakukan baik internal maupun eksternal Pertamina.
Baca juga: Menteri ESDM ingin kajian internasional soal Kilang Balongan terbakar

"Investigasi mengenai penyebab terjadinya insiden ini masih dilakukan, masih dalam proses investigasi, kita lakukan pendalaman yang lebih dalam. Memang ada data-data informasi awal, tetapi tidak bisa dijadikan justifikasi langsung, kita butuh proses karena ada yang terlihat langsung dan ada yang tidak terlihat langsung," tambah Arifin.

Mengenai ketersediaan stok untuk kebutuhan masyarakat, VP Corporate Communication Pertamina Fauziah Usman menegaskan tidak akan terjadi kelangkaan.

Pasokan BBM akan disediakan dengan mengoptimalkan produksi kilang-kilang Pertamina lainnya.

"Masyarakat tidak perlu panik, pasokan BBM dalam keadaan aman. Yang terbakar storage, bukan kilangnya, sehingga kilang sudah dapat mulai di start up dan selanjutnya dapat beroperasi secara normal. Kilang Balongan ini memasok BBM ke Plumpang Jakarta dan Cikampek Jawa Barat. Sampai sekarang pasokan dan distribusi aman," ujarnya.
Baca juga: Kilang Balongan, Menteri ESDM: Alhamdulillah api sudah dipadamkan

Kilang Balongan yang memiliki kapasitas pengolahan 125.000 barel per hari merupakan kilang dengan kompleksitas tertinggi di Indonesia (11,9 Nelson Index).

Kilang yang mulai beroperasi pada 1994 ini mengolah 14 jenis minyak mentah domestik (87 persen input total) dan tiga jenis crude impor (13 persen input total).

Produk yang dihasilkan kilang ini antara lain avtur, BBM (gasoline dan diesel), elpiji, petrokimia (propilen), dan produk samping lainnya.

Sebagian besar (82 persen) produk Kilang Balongan disalurkan ke wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, antara lain melalui Depot Plumpang dan Depot Cikampek.

Baca juga: Pertamina diminta evaluasi menyeluruh terbakarnya Kilang Balongan

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021