Pangkalpinang (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan meminta penegak hukum untuk memberantas penyelundupan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Saya minta KPK, TNI, POLRI, Kejaksaan, BAKAMLA untuk serius memberantas tindakan penyelundupan 'tin slag' atau timah olahan, apabila ada oknum yang bermain segera proses," kata Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat koordinasi secara virtual dengan Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan Indonesia menduduki peringkat ke-2 persentase cadangan timah terbesar di dunia, dan monasit sebagai mineral ikutan bijih timah dapat dikelola menjadi komoditas bernilai tinggi dan bermanfaat besar seperti industri magnet, baterai, dan "advance" material.

Baca juga: Bea Cukai gagalkan penyelundupan 20 ton pasir timah ilegal
Baca juga: Ditpolairud Babel gagalkan penyelundupan 3,5 ton pasir timah
Baca juga: Bea Cukai Kepri gagalkan penyelundupan 10 ton pasir timah


Di samping itu, potensi pemanfaatan limbah timah mengandung unsur Logam Tanah Jarang (LTJ), seperti Thorium, Itrium, Samarium, Uranium, Cerium, Lantanum, serta Neodimium yang digunakan untuk industri elektronika, industri pertahanan, industri kendaraan hybrid.

"Harga penjualan di Babel berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram, bayangkan harga di Internasional, setelah proses pengolahan sekitar $1.000 per/kg. Oleh karena itu, saya minta kita jangan ekspor langsung tapi diolah terlebih dahulu di dalam negeri," ujarnya.

Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman saat koordinasi virtual terkait penanganan limbah slag tambang timah, mengatakan ada oknum pengekspor tin slag yang beralibi melakukan pengiriman antar pulau, padahal hal itu juga termasuk ilegal.

"Kami berupaya kegiatan ini dapat dicegah sehingga proses pemurnian bisa dilakukan di Babel," katanya.

Menurut dia maraknya penyelundupan limbah peleburan timah dari Babel ke luar negeri menyebabkan kerugian pada negara. Hal ini juga berimbas pada pencemaran dan kerusakan lingkungan darat dan laut akibat limbah, serta tak jarang menelan korban jiwa.

"Pertemuan ini untuk merumuskan pencegahan dikarenakan semakin maraknya penyelundupan mineral ikutan yang kini banyak dilirik oleh industri teknologi tinggi," katanya. 

Pewarta: Aprionis
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021