Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Paskalis Kossay, atas nama rekan-rekannya sangat menyayangkan peristiwa ledakan yang mengakibatkan tiga korban tewas di gedung produksi detonator PT Pindad di Malang.

"Kami akan memanggil Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI dan Manajemen PT Pindad untuk meminta keterangan terkait dengan peristiwa tragis itu," tandasnya melalui ANTARA, Kamis subuh.

Peristiwa ledakan di gedung PT Pindad (salah satu BUMN Strategis atau BUMNis di bawah Kemenhan) ini, menurutnya, benar-benar sangat mengecewakan, karena bisa mengesankan adanya ketidakdisiplinan serta ketidakprofesionalan manajemen.

"Mestinya kan perusahaan pembuat senjata dan beragam amunisi itu perlu SOP yang sangat ketat dalam pelaksanaan. Ini benar-benar patut disayangkan," katanya lagi.

Sementara itu, dari Malang wartawan ANTARA melaporkan, Rabu malam, korban meninggal dunia akibat ledakan di PT Pindad yang berlokasi di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu sekitar pukul 13.45 WIB bertambah menjadi tiga orang.

Sebelumnya korban yang meninggal akibat ledakan di gedung produksi detonator PT Pindad itu hanya satu orang, yakni Tri Nurhuda (27), warga Kecamatan Turen, kabupaten setempat.

Dua korban yang mengalami luka berat, yakni Muchlis Usman (22), warga Curungrejo, Kecamatan Kepanjen dan Sandi (22) menghembuskan nafas terakhir di RSSA Malang sekitar pukul 18.30 WIB.

Muchlis Usman dan Sandi masuk IRD RSSA Malang sekitar pukul 14.30 WIB setelah dirujuk dari RS Panti Nirmala dan RKZ, namun karena kondisinya kritis, nyawa keduanya tidak tertolong.

Jenazah ketiga korban ledakan di PT Pindad itu masih berada di kamar mayat RSSA Malang. Ketiga jenazah korban tersebut akan diotopsi.

Selain ada tiga korban meninggal, tiga korban lainnya mengalami luka ringan. Namun, sudah ditangani di Poli Kesehatan PT Pindad dan kondisinya tidak mengkhawatirkan.

Akibat ledakan tersebut, selain ada korban jiwa dan luka-luka, juga menghancurkan bangunan gedung produksi detonator itu.

Lokasi kejadian (ledakan) masih diberi garis polisi dan tertutup untuk siapa pun, tak terkecuali karyawan PT Pindad sendiri.

Sesuai rencana, Kamis (3/6) beberapa pejabat militer akan melakukan kunjungan secara langsung ke PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Selain itu Tim Labfor dari Polda Jatim juga akan melakukan penyelidikan terkait penyebab terjadinya ledakan di PT Pindad tersebut.

Gedung Produksi Detonator itu merupakan "joint operation" PT Pindad dengan PT Dahana. Pada saat kejadian, para karyawan di divisi tersebut tengah mengerjakan (memproduksi) detonator. (M036/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010