Kepri sudah menyiapkan segala sesuatu guna merealisasikan program 'safe travel bubble' itu
Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad mengatakan program koridor perjalanan yang aman atau safe travel bubble menjadi upaya menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pariwisata.

Ansar menyebut pelaku usaha kemungkinan akan melakukan PHK besar-besaran apabila pada Juni atau Juli 2021, akses pariwisata dari luar negeri ke Indonesia belum dibuka.

"Kalau ada PHK besar-besaran, tentu akan menimbulkan persoalan lebih berat," katanya di Tanjungpinang, Kepri, Rabu.

Oleh karena itu, Ansar berharap bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan untuk menyampaikan dan membicarakan rencana safe travel bubble agar berjalan sesuai batas waktu yang sudah dipersiapkan dan tidak tertunda lagi.

Dia memastikan Kepri sudah menyiapkan segala sesuatu guna merealisasikan program safe travel bubble itu.

Menyangkut protokol kesehatan sudah disiapkan dengan rapi termasuk komunikasi instens dengan pihak luar juga terus dibangun, katanya.

Selain itu, lanjut Ansar, untuk perkembangan COVID-19 dari seluruh kabupaten dan kota di Kepri saat ini menunjukkan angka yang menggembirakan.

Di empat kabupaten sudah menunjukkan angka nol kasus dan menjadi zona hijau, sedangkan dan tiga kabupaten dan kota yakni Batam, Tanjungpinang, dan Bintan, juga sudah membaik dengan hanya satu hingga dua kasus saja, dengan tingkat kesembuhan mencapai 95,50 persen.

Sementara, perkembangan vaksinasi untuk lansia, katanya, masih dalam proses dan perlu terus mendorong, mengingat para lansia ini memiliki komorbid atau penyakit bawaan, ditambah lagi menyangkut permasalahan psikisnya.

Pihaknya juga mendorong vaksinasi AstraZeneca dan akan bekerja sama dengan vaksinator TNI-Polri.

"Nanti, kita akan dorong lagi melalui RT/RW dengan menyiapkan fasilitas dan edukasi lebih gencar lagi. Ini juga untuk dapat disasar lebih cepat dan lansia menjadi perhatian khusus bagi kami," ungkap Ansar.

Lebih lanjut, Pemprov Kepri pun telah melakukan vaksinasi para petugas pariwisata, khusus di dua kawasan wisata yakni Nongsa Marina, Batam, dan Lagoi, Bintan.

Vaksinasi ini guna mendukung rencana dibukanya kembali keran wisman masuk ke Kepri.

"Bagi kami, petugas pariwisata juga merupakan pelayanan publik, maka akan kami sasar guna mendukung rencana akan dibukanya dua kawasan pariwisata di Batam dan Bintan," katanya.

Untuk tahap awal, Ansar menuturkan 4.000 vaksin sudah diberikan kepada petugas pariwisata dengan persetujuan Menteri Kesehatan.

Menurut dia, kedua wilayah ini tidak berafiliasi langsung dengan masyarakat. Hanya saja, mereka perlu diskresi yang diharapkan ketika turis itu masuk ke Batam dan Bintan cukup dengan Genose dan kembali lagi ke Singapura baru tes usap.

"Kita menggunakan vaksin reguler yang diberikan pada tahap dua untuk para petugas wisata ini dan kami sudah mengusulkan untuk tambahannya dengan seluruh kebutuhan yang diperlukan sekitar 30.000 dosis untuk petugas pariwisata kemudian perkampungan yang dekat dengan daerah wisata dan keluarga petugas pariwisata," kata Ansar.

Baca juga: Industri di Batam harap "travel bubble" dengan Singapura
Baca juga: Menparekraf: Pariwisata Batam dan Bintan siap dibuka
Baca juga: Kemenparekraf bahas finalisasi kebijakan Travel Corridors

Pewarta: Ogen
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021