Perawatan ini harus diawasi ketat oleh regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan juga oleh masing-masing maskapai
Jakarta (ANTARA) - Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, penyebab terjadinya kecelakaan Trigana Air PSK-YSF rute Jakarta-Makassar di Bandara Halim Perdanakusuma adalah karena faktor masalah perawatan (maintenance) sehingga menyebabkan gangguan mesin.

"Salah satu faktor penyumbang kecelakaan Trigana di antaranya gangguan mesin yang dilaporkan kepada ATC, kemudian minta Return To Base (RTB). Terkait dengan gangguan mesin tersebut erat kaitannya dengan faktor maintenance," kata Dudi di Jakarta, Senin.

Dudi mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyulitkan semua pihak, termasuk perusahaan penerbangan. Namun, bukan berarti sektor perawatan dapat diabaikan dalam industri penerbangan.

"Perawatan ini harus diawasi ketat oleh regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan juga oleh masing-masing maskapai," ujarnya.

Dudi menambahkan, urusan perawatan pesawat merupakan sisi penting lantaran menyangkut keselamatan.

"Keberadaan teknisi dan pengawasan perawatan juga menjadi penting dalam kondisi banyak terjadi pengurangan tenaga kerja termasuk di sektor penerbangan karena ini terkait keselamatan penerbangan dan keselamatan kerja," katanya.

Seperti diketahui, pesawat kargo Trigana Air 737-500 rute Jakarta-Makassar tergelincir di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Sabtu (20/3). Pesawat tergelincir karena mengalami kerusakan mesin.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini tengah melakukan investigasi dan telah mengamankan black box dari pesawat tersebut. Investigasi dipimpin oleh Capt Nurcahyo. Namun sejauh mana proses investigasi, hingga kini belum ada keterangan resmi.
Baca juga: KNKT diminta selidiki alasan Trigana Air take off dari Halim
Baca juga: Trigana tergelincir, Bandara Halim ditutup sementara

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021