Garut (ANTARA) - Sebanyak 29 warga Kabupaten Garut dinyatakan sembuh dari kondisi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) usai mendapatkan program rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Jawa Barat, selanjutnya dipulangkan untuk kembali berkumpul dengan keluarganya.

"Penderita yang kita evakuasi ke rumah sakit alhamdulillah hari ini 29 orang yang kita titipkan dengan kondisi sehat, namun demikian tetap harus melakukan langkah-langkah pascaperawatan pasien tersebut," kata Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surachman usai menerima kedatangan warga yang sembuh dari sakit ODGJ di Klinik Atma Cimurah, Garut, Kamis (18/3).

Ia menuturkan Pemkab Garut pada 25 Februari 2021 mengirimkan 29 ODGJ dari sejumlah kecamatan untuk mendapatkan perawatan medis di RSJ Marzoeki Mahdi di Kota Bogor.

Selama hampir satu bulan mendapatkan rehabilitasi itu, kata dia, kondisinya sudah mulai membaik, dan telah menunjukkan sikap normal seperti bisa berinteraksi dengan orang lain maupun keluarganya.

"Kami harap pasien tersebut setiba kembali ke rumah mendapatkan perlakuan yang sama bukan lagi ODGJ," kata Asep.

Baca juga: Mensos usulkan ODGJ mendapat vaksinasi COVID-19

Ia mengungkapkan keluarga harus memperlakukan sama kepada pasien tersebut saat di rumah untuk membantu memaksimalkan proses penyembuhan.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat sekitar bisa membantu menciptakan suasana yang bisa memberikan orang tersebut tetap tenang dan nyaman berada di lingkungan sekitarnya.

"Warga sekitar jangan membuat stigma karena khawatir kambuh lagi, dan tetap rutin diberikan obat, semua harus bergerak bersama-sama pemerintah, masyarakat, dan semua pihak agar sediakala bisa normal kembali," katanya.

Promotor Kesehatan Jiwa Masyarakat RSJ Marzoeki Mahdi Iyep Yudiana usai menyerahkan warga Garut yang sembuh dari ODGJ mengatakan mereka yang sebelumnya mengalami gangguan kejiwaan sudah mendapatkan perawatan dan proses rehabilitasi di Bogor.

"Mulai penanganan kedaruratan, fase akut, fase tenang, dan rehabilitasi sampai pasien itu dinyatakan sehat dan boleh pulang," katanya.

Baca juga: Stigma negatif pengaruhi masa depan orang dengan gangguan jiwa

Ia mengungkapkan pasien dari Garut itu kondisinya sudah menunjukkan baik, terbukti sudah bisa berinteraksi dengan orang lain, berbeda saat diantar keluarganya dalam kondisi cukup memprihatinkan.

Bahkan, lanjut dia, pasien tersebut ada yang dirantai tangannya, dan diikat saat dibawa dari rumahnya menuju Klinik Atma Cimurah di Kecamatan Karangpawitan.

"Dulu ada yang dirantai, datang dengan kondisi diikat, sekarang coba lihat pulangnya seperti orang biasa saja, sekarang sudah bisa melakukan kegiatan sederhana," katanya.

Salah satu orang tua dari pasien ODGJ yang sembuh, Robahrudin asal Kecamatan Limbangan mengaku senang anaknya sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Ia mengaku sebelumnya sering mengamuk dan marah-marah, sekarang berdasarkan keterangan tim dari RSU Marzoeki Mahdi sudah dalam keadaan baik, meski begitu tetap akan mendapatkan perhatian khusus dan memberinya obat.

"Bapak bersyukur ada bantuan dari pemerintah bisa cepat sembuh," katanya.

Sementara itu, warga Garut yang mendapatkan rehabilitasi di Bogor diantar langsung menggunakan bus menuju Klinik Atma Cimurah Garut untuk penyerahan secara resmi.

Usai serah terima, pendataan, dan pembinaan kepada pasien maupun keluarganya itu selanjutnya dibawa menggunakan mobil ambulans ke rumahnya masing-masing.

Baca juga: Kemensos turunkan tim bersinergi bebaskan korban pasung
Baca juga: Pemberdayaan ODGJ di Banyuwangi masuk Top99 Inovasi Pelayanan Publik


 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021