Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Dr. Ir. Ismail M.T mengatakan pentingnya pilar-pilar untuk mencapai transformasi digital, yakni selain regulasi, keamanan dan talenta digital, perlu dukungan infrastruktur dan pembangunan ekosistem dalam lapisan konten dan aplikasi.

"Diperlukan infrastruktur baik infrastruktur pasif, jaringan telekomunikasi, dan perangkat berkualitas yang merata ke seluruh penjuru Indonesia agar transformasi digital dapat terwujud di semua lapisan masyarakat. Semua pilar tersebut harus dijalankan secara bersamaan oleh setiap stakeholder terkait agar transformasi digital dapat terwujud," kata Ismail dalam Konferensi Cloud Computing Indonesia 2021, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima pada Selasa.

Baca juga: Teknologi komputasi awan kian diminati saat pandemi

Ismail mengatakan, perlu ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan pihak swasta dalam rangka mendukung Revolusi Industri 4.0.

Gelaran bertema "Optimalisasi Peran Cloud Computing untuk Mengakselerasi Transformasi Digital Menuju Industri 4.0" yang diadakan Association Cloud Computing Indonesia (ACCI) pada 15-26 Maret 2021 itu dihadiri oleh Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Gati Wibawaningsih, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia Ken Qi. Juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M.Eng dan Ketua Association Cloud Computing Indonesia Alex Budiyanto.

Para pembicara mengatakan teknologi Komputasi Awan (Cloud Computing) diyakini jadi mesin pendorong efektif bagi ekosistem 4.0 untuk menggerakkan kembali perekonomian nasional yang terkendala pertumbuhannya akibat pandemi COVID-19.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, konferensi ini sangat tepat mengingat perkembangan industri global yang mengarah pada industri 4.0 menuntut transformasi dan inovasi digital dalam berbagai aspek.

“Kami berharap di masa depan seluruh pihak dapat bekerjasama untuk mengembangkan teknologi dalam rangka meningkatkan konektivitas dan pengetahuan teknologi dalam rangka akselerasi pengembangan digital.”

Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, Ken Qi, mengungkapkan bahwa konsistensi kontribusi Huawei dalam mendukung tranformasi digital, termasuk di sektor industri, merupakan komitmen jangka panjang yang telah dibangun sejak Huawei memulai bisnis di Indonesia lebih dari 20 tahun silam.

“Dukungan kami makin menguat selaras dengan semangat Indonesia dalam melakukan transformasi digital yang diejawantahkan melalui komitmen strategis Making Indonesia 4.0.," katanya.

Baca juga: Kominfo dorong pemanfaatan teknologi komputasi awan untuk "Go Digital"

Baca juga: Pandemi dorong adopsi layanan komputasi awan Alibaba Cloud


Ekonomi digital sendiri terbukti positif dalam berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebuah negara. Ken merujuk pada data yang mengemukakan bahwa rata-rata ekonomi digital global menyumbang 41,5 persen dari PDB pada 2019. Angka untuk negara maju mencapai 51,3 persen, sementara angka untuk negara berkembang mencapai 21,6 persen. 

Dia mengatakan, Huawei selalu mendukung optimalisasi penggunaan teknologi-teknologi yang menjadi solusi fundamental terselenggaranya transformasi digital di Indonesia, seperti Cloud, Big Data Analytic, AI, Machine Learning dan IoT.

Melalui Huawei ICT Academy, komitmen berkelanjutan yang menggandeng DIKTI dan juga perguruan tinggi, serta keberadaan Huawei ASEAN (Indonesia) Academy Engineering Institute yang belum lama diresmikan, Huawei terus melakukan program-program pengembangan kompetensi mahasiswa dalam rangka menyiapkan SDM Digital yang cakap dan mampu memenuhi kebutuhan industri. Huawei punya target mengembangkan 100.000 SDM Digital di Indonesia dalam kurun 5 tahun.

Huawei Cloud juga dikontribusikan untuk mendukung percepatan diagnosis COVID-19 di rumah sakit-rumah sakit nasional antara lain adalah PERTAMEDIKA dan Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, serta mendukung sistem manajemen pembelajaran digital di beberapa kampus di tanah air. Teknologi Cloud Huawei juga menjadi andalan bagi industri logistik dalam mengembangkan inovasi layanan serta menangkap berbagai peluang era digital.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M.Eng. menambahkan, beragam teknologi yang hadir saat ini membantu segenap civitas akademik untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang adaptif terhadap dinamika era digital di tengah pandemi yang terus berlangsung.

"Dan hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi kami untuk selalu sigap dan update terhadap TIK terbarukan, tentu saja kami membutuhkan dukungan kerjasama yang baik dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta demi mendukung revolusi industri 4.0."

Sementara Ketua Association Cloud Computing Indonesia Alex Budiyanto berpendapat, industri perlu didorong untuk terus melakukan inovasi dan melakukan analisis akurat serta keputusan strategis yang tepat jika ingin tetap bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan. Cloud, AI, Machine Learning, Big Data Analytic, dan IoT dapat dipertimbangkan sebagai solusi efektif bagi industri.

Baca juga: Transformasi digital, layanan telemedis manfaatkan komputasi awan

Baca juga: Cloud diyakini bantu bisnis lebih tangkas dan adaptif

Baca juga: Tren komputasi awan 2021, Paas dan Saas diprediksi tumbuh signifikan

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021