Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Sabtu, mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.000 meter ke arah barat daya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan awan panas guguran terjadi pada pukul 19.56 WIB.

"Awanpanas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 28 mm dan durasi 99 detik," kata Hanik.

Sementara itu, selama periode pengamatan Sabtu pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, BPPTKG juga mengeluarkan satu kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 600 meter.
Baca juga: BTNGM akan pantau kerusakan hutan terdampak erupsi Gunung Merapi
Baca juga: Gunung Merapi dua kali meluncurkan awan panas guguran


Selama periode pengamatan itu, gunung api aktif itu juga terdeteksi mengalami 28 kali gempa guguran dengan amplitudo 40-20 mm selama 12-103 detik, dan dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm selama 11-12 detik.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Warga lereng Merapi sudah siap jika terjadi banjir lahar, sebut BPBD

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021