Banda Aceh (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menyatakan warga yang terinfeksi virus corona di provinsi setempat telah mencapai 9.513 orang sejak terdeteksi kasus perdana pada Maret 2020, namun 7.792 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh setelah ada penambahan 26.

“Hari ini kasus konfirmasi positif COVID-19 bertambah lagi sebanyak 26 orang di Aceh sehingga totalnya 9.513 orang,” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Rabu.

Puluhan kasus baru itu meliputi warga Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Banda Aceh masing-masing enam orang, warga Aceh Besar empat orang, Aceh Timur tiga orang, Pidie dan Gayo Lues sama-sama dua orang serta tiga orang lainnya warga Bireuen, Pidie Jaya dan warga Sabang.

Baca juga: Nyanyi Indonesia Raya hingga menghapal Al Quran sanksi prokes di Aceh

Baca juga: Wisata pantai Aceh, bangkitkan asa di tengah pandemi


Selain penambahan kasus baru terinfeksi, kata dia, penderita COVID-19 yang telah sembuh juga bertambah sembilan orang, yakni warga Lhokseumawe enam orang, warga Banda Aceh dua orang dan satu orang lainnya warga Aceh Singkil.

“Hari ini tidak ada laporan penambahan korban meninggal dunia,” katanya.

Secara akumulatif kasus COVID-19 di Tanah Rencong tersebut telah mencapai 9.513 orang, di antaranya penderita yang sembuh sebanyak 7.792 orang, penderita yang masih dirawat 1.341 orang dan 380 orang meninggal dunia.

Selain itu, Jubir yang akrab disapa SAG itu mengatakan kini 14 kabupaten/kota di Aceh sudah menjadi sebagai daerah resiko rendah atau zona kuning penularan COVID-19.

Beberapa daerah yang berhasil menekan penularan COVID-19 tersebut meliputi Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Aceh tengah, Gayo Lues, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Simeulue, dan Kabupaten Aceh Singkil.

“Sedangkan sembilan kabupaten/kota lainnya masih merupakan zona oranye, atau zona risiko sedang peningkatan kasus COVID-19, yakni Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Besar, Aceh Jaya, Kota Banda Aceh, Sabang, Lhokseumawe, Langsa dan Kota Subulussalam,” katanya.

Peta zonasi perlu mendapat perhatian sebagai alat navigasi bagi pengambil kebijakan untuk mengevalusi, memperbaiki, dan peningkatkan upaya penanganan pandemi COVID-19 di daerahnya, ujarnya lagi.*

Baca juga: 2.049 tenaga kesehatan di Aceh Barat sudah divaksin COVID-19

Baca juga: 20 ribu dosis vaksin COVID-19 tahap dua tiba di Aceh

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021