Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menargetkan kasus aktif COVID-19 bisa turun hingga di bawah 1 persen, dengan komitmen bersama mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi aturan PPKM skala mikro yang juga diterapkan di kota ini.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat, mengungkapkan bahwa evaluasi dari PPKM yang telah berjalan dua periode dan PPKM berbasis mikro yang berjalan sepekan lebih ternyata efektif dalam menekan penyebaran COVID-19 di Kota Kediri.

Hingga saat ini terpantau ada penurunan kasus dan zona kuning turun menjadi 38 wilayah RT.

"Saat ini penambahan kasus konfirmasi positif hanya satu digit. Tidak seperti bulan-bulan lalu yang selalu dua digit," kata Wali Kota di Kediri.

Baca juga: Wali Kota Kediri pastikan kondisi vaksin COVID-19 tersegel baik

Baca juga: 3.680 dosis vaksin COVID-19 disimpan di Gudang Farmasi Kota Kediri


Ia juga mengatakan penambahan konfirmasi baru harian di kota ini masih ada, namun tidak sebanyak beberapa bulan lalu. Penambahan kasus tersebut diiringi dengan penambahan pasien sembuh.

Pada kasus aktif sudah terjadi penurunan. Bahkan pada tanggal 14 Februari 2021 jumlah kasus aktif terendah sejak 13 Mei 2020 yaitu sebanyak delapan kasus aktif.

Di Kota Kediri, awal pemberlakuan PPKM pada 11 Januari 2021 kasus aktif di Kota Kediri sebesar 5,42 persen. Pada data tanggal 18 Februari 2021 tingkat kasus aktif di Kota Kediri kurang dari 1 persen yakni sebesar 0,88 persen.

"Untuk tingkat kesembuhan pada tanggal 11 Januari 2021 sebesar 85,47 persen. Pada tanggal 18 Februari 2021 tingkat kesembuhan naik menjadi 89,39 persen," ujar dia.

Pihaknya mengungkapkan strategi-strategi yang diterapkan Kota Kediri pada PPKM dan PPKM berbasis mikro ternyata berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Ditambah lagi dengan inovasi yang dimiliki oleh Kota Kediri untuk mendukung pelaksanaan PPKM dan PPKM berbasis mikro seperti, aplikasi Sigap dan Gedor Pasen.

"Semoga semua ikhtiar yang dilakukan bersama ini bisa mengakhiri pandemi," kata dia.

Aplikasi Sigap tersebut bisa mengidentifikasi tempat-tempat yang berpotensi kerumunan untuk kemudian segera dilakukan penelusuran oleh tiga pilar. Tidak hanya itu, aplikasi Sigap juga menampilkan peta pelaporan dan peta potensi kerumunan untuk mempermudah petugas dalam melakukan penelusuran.

Kota Kediri juga telah membuat aplikasi yang terhubung dengan laboratorium klinik yang melayani tes cepat secara mandiri di Kota Kediri. Hasil laporan dari laboratorium ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan Kota Kediri.

Setelahnya, akan membentuk sebuah standar hasil tes cepat antigen positif yang akan diberlakukan sama dengan kasus terkonfirmasi positif dari hasil tes usap.

Di Kota Kediri, kasus COVID-19 hingga Kamis (18/2) mencapai 1.131 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah itu, delapan orang masih dirawat, dua orang dipantau, 1.011 orang telah sembuh, dan 11 orang telah meninggal dunia. (*)

Baca juga: Wali Kota Kediri ajak penyintas COVID-19 donor plasma konvalesen

Baca juga: Wali Kota Kediri minta warga jangan takut vaksin COVID-19

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021