Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Knight Frank Indonesia mencatat penjualan lahan industri di kawasan Jakarta dan sekitarnya sepanjang 2020 tumbuh 68,4 persen dengan total serapan lahan mencapai 185,9 hektare, yang menunjukkan sinyal positif tetap bergeraknya sektor tersebut di tengah pandemi.

"Tingkat serapan saat ini sepanjang 2020 tercatat 185,9 hektare di mana Bekasi memiliki performa cukup tinggi dalam serapan lahan," kata Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam paparan Jakarta Property Highlights 2020, Kamis.

Syarifah menjelaskan pasokan ketersediaan lahan saat ini mencapai 13.076 hektare dengan adanya tambahan pasokan di koridor timur.

Serapan lahan terbesar di tahun 2020 berasal dari Bekasi, di mana sekitar 68 persen yang terserap untuk kegiatan di sektor otomotif, data center, pergudangan, FMCG, manufaktur dan perdagangan. Selain itu, serapan lahan industri juga berasal dari sektor-sektor seperti logistik, alat kesehatan, elektronik, tekstil dan e-commerce.

Ada pun harga lahan relatif meningkat 6 persen dari periode tahun sebelumnya, dengan service charge yang stagnan. Kendati demikian, dengan tren positif itu, ada kecenderungan kenaikan harga lahan pada periode 2021.

"Sebagai wilayah dengan kantong penyerapan terbesar, koridor timur miliki kisaran harga jual lahan Rp2,4 juta-Rp2,8 juta. Negosiasi akan diberlakukan untuk pangsa lahan yang lebih luas atau lebih dari 3 hektare," katanya.

Menurut Syarifah, koridor timur Jakarta menjadi destinasi industri prospektif karena didukung oleh infrastruktur yang sudah ada maupun yang akan dibangun, mulai dari jalan tol, hingga kereta cepat.

"Pembangunan industri di Jawa Barat bagian timur juga menjadikan wilayah ini sedemikian kuat dan mendominasi, dan memang juga karena telah ada aglomerasi yang sudah cukup kuat di koridor timur," katanya.

Manager Industrial Knight Frank Indonesia Ipung Rachmaningtyas menambahkan masing-masing koridor industri di Jakarta dan sekitarnya memang memiliki kelebihan masing-masing.

"Tapi area yang memiliki infrastruktur yang sudah tertata rapi, dengan akses menuju tol yang mumpuni itu yang paling menikmati keunggulan-keunggulan tersebut (serapan tinggi)," pungkasnya.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021