Tapi ... prevalensi sebenarnya masih sangat tinggi.
London (ANTARA) - Penguncian COVID-19 nasional ketiga Inggris membantu mengurangi infeksi, menurut studi yang dipimpin oleh para peneliti di Imperial College London, Kamis.

Namun, prevalensi kasus tetap tinggi karena Perdana Menteri Boris Johnson memperhatikan cara untuk membuka kembali ekonomi.

Johnson dijadwalkan untuk membuat peta jalan dari lockdown, yang dimulai pada 5 Januari, pada Senin.

Johnson telah mengatakan bahwa itu akan menjadi pendekatan yang hati-hati dan bijaksana.

Studi, yang dikenal sebagai REACT-1 dan dipimpin oleh para peneliti di Imperial College London, menemukan bahwa prevalensi nasional dua pertiga lebih rendah antara 4 dan 13 Februari dibandingkan dengan survei sebelumnya yang mencakup 6-22 Januari.

Baca juga: Inggris Raya beri 2 dosis vaksin semua orang dewasa sampai September
Baca juga: Inggris catat 799 kematian COVID-19, totalnya sepekan turun 26 persen


"Ini benar-benar berita yang menggembirakan. Kami pikir penguncian akan berpengaruh. Kami telah melihat penurunan yang cukup cepat ini sekarang antara Januari dan bulan ini," kata Paul Elliott, direktur program di Imperial, kepada wartawan.

"Tapi ... prevalensi sebenarnya masih sangat tinggi." kata dia.

Angka terakhir menunjukkan bahwa 51 per 10.000 orang terinfeksi, turun dari 157 per 10.000 pada survei Januari, dan butuh waktu 15 hari agar infeksi berkurang setengahnya.

Prevalensi turun di semua kelompok usia, turun dari 0,93 persen menjadi 0,30 persen di antara usia di atas 65-an, meskipun para peneliti mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa ini didorong oleh peluncuran vaksin, yang telah ditargetkan pada kelompok yang lebih tua.

REACT-1 adalah salah satu survei prevalensi terbesar dan paling banyak ditonton di Inggris, dan para peneliti mengeluarkan hasil sementara dalam pracetak yang belum ditinjau.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan bahwa temuan itu merupakan tanda yang menggembirakan bahwa penguncian berhasil.

"Sementara tren yang kami amati adalah kabar baik, kami perlu bekerja keras untuk menekan infeksi dengan tetap berpegang pada langkah-langkah itu," katanya.

Inggris mencatat 799 kematian baru dari pasien yang terbukti positif COVID-19 selama 28 hari, dan 10.625 kasus tambahan, demikian data yang dirilis pada Selasa.

Angka kematian harian COVID-19 naik dari 230 yang tercatat pada Senin, namun data pada Senin berubah oleh penundaan laporan akhir pekan. Jumlah total kematian COVID-19 dalam sepekan turun 26 persen dibanding pekan lalu.

Jumlah kasus harian COVID-19 juga menurun.

Berdasarkan data resmi, sebanyak 15,6 juta warga kini telah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19, sementara 546.165 warga lainnya telah menerima suntikan kedua.

Sumber : Reuters

Baca juga: Guardiola: jeda internasional akan tingkatkan penyebaran COVID-19
Baca juga: Inggris mungkin akhiri seluruh penguncian COVID-19 pada Juli

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021