Peluang pasarnya besar sekali. Bukan hanya di Mozambik itu sendiri, tetapi diharapkan akan meluas juga ke negara-negara di sekitarnya. Jadi, ini semacam pintu masuk...
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bahwa Indonesia menikmati keuntungan berlipat dari perjanjian perdagangan dengan Mozambik.

"Peluang pasarnya besar sekali. Bukan hanya di Mozambik itu sendiri, tetapi diharapkan akan meluas juga ke negara-negara di sekitarnya. Jadi, ini semacam pintu masuk. Jika memungkinkan, di masa yang akan datang kita juga bisa membuka perjanjian dengan negara sekitar Mozambik,” kata Wamendag lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.

Jerry menyampaikan hal itu saat membuka “Sosialisasi Perjanjian Perdagangan Indonesia- Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA)” di Bandung, Jawa Barat.

Jerry memaparkan, keuntungan pertama dari perjanjian itu adalah perluasan pasar. Selain memanfaatkan pasar Mozambik itu sendiri, Mozambik juga bisa menjadi pintu masuk bagi pasar produk Indonesia di kawasan Afrika bagian selatan dan tengah.

Mozambik sendiri mempunyai penduduk sekitar 30,37 juta jiwa. Mozambik juga terus berkembang secara ekonomi dan didukung kondisi politik yang relatif stabil.

Keuntungan kedua, menurut Wamendag Jerry, adalah memperluas kemungkinan untuk mendapatkan bahan baku industri. Dalam hal industri pemintalan dan industri tekstil misalnya, Indonesia bisa memanfaatkan pasokan kapas dari Mozambik.

Dengan demikian, Indonesia tidak lagi bergantung pada pasokan kapas dari negara-negara pemasok tradisional seperti China dan Amerika Serikat.

Jerry menilai negara-negara pemasok bahan baku alternatif ini juga merupakan bagian penting strategi perdagangan dan ekonomi Indonesia.

“Intinya, dalam perdagangan perlu ada keseimbangan hubungan. Jangan sampai kita terlalu bergantung, baik dari segi pasar maupun pemasok bahan baku. Akan sangat baik jika dalam perdagangan internasional makin terbuka sehingga fair trade sebagai bagian dari free trade akan terwujud,” kata Jerry.

Bandung dipilih menjadi salah satu tempat sosialisasi karena potensi kota tersebut dengan banyaknya industri farmasi, tekstil, alas kaki, dan industri kreatif lainnya. Mengingat keuntungan ganda itu, Wamendag Jerry berharap para pengusaha, termasuk yang beroperasi di Bandung memanfaatkan secara optimal Indonesia-Mozambique PTA.

Pada 2020, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan nonmigas sebesar 48,57 juta dolar AS terhadap Mozambik. Ekspor nonmigas Indonesia ke Mozambik tercatat sebesar 58,91 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Mozambik sebesar 10,34 juta dolar AS.

Total perdagangan nonmigas Indonesia dan Mozambik pada 2020 tercatat sebesar 69,26 juta dolar AS dengan tren 15,97 persen selama lima tahun terakhir (2016–2020).

Produk utama ekspor Indonesia ke Mozambik selama ini didominasi oleh produk kelapa sawit, asam lemak, sabun, dan kertas.

Di masa yang akan datang diharapkan makin banyak diversifikasi produk Indonesia ke Mozambik. Beberapa jenis komoditas yang disasar adalah produk farmasi, alas kaki, furnitur, dan otomotif. Untuk produk farmasi misalnya, Indonesia menikmati keuntungan bea masuk yang sebelumnya 40 persen menjadi 0 persen.

Baca juga: RI sepakat sahkan protokol kerja sama dengan Jepang dan Mozambik

Baca juga: Produk UMKM diupayakan masuk ke Mozambik

Baca juga: RI-Mozambik telah selesaikan negosiasi perjanjian 200 produk

Baca juga: Menlu usulkan tujuh kerja sama ekonomi Indonesia-Mozambik


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021