Banjarmasin (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berhasil mengumpulkan sebanyak 76 kantong darah plasma konvalesen untuk terapi kesembuhan bagi pasien positif COVID-19.

Menurut Ketua Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banjarmasin, dr H Aulia Ramadhan Supit di Banjarmasin, Selasa, pihaknya terus mencari pendonor darah plasma konvalesen sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19.

Saat ini pihaknya terbantu dengan adanya gerakan Satgas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) provinsi ini yang melaksanakan Aksi Donor Nasional Terapi Plasma Konvalesen dari BUMN untuk Indonesia.

Namun, ada sedikit kendala bagi PMI Kota Banjarmasin untuk penyimpanan darah plasma konvalesen ini untuk berskala banyak, sebab freezer atau tempat pendingin khususnya sempat rusak.

Baca juga: PMI: Proses donor plasma di Makassar butuh biaya besar

Baca juga: Hanya karyawan Semen Tonasa ikut donor plasma BUMN di Makassar


Menurut dia, meski sudah diperbaiki dan dapat berfungsi kembali, namun tidak berfungsi dengan baik, stok plasma konvalesen itu hanya bisa bertahan satu pekan.

"Kalau baik itu bisa bertahan sampai satu tahun, hingga bisa banyak stok," tuturnya.

Menurut dia, untuk kebutuhan ini PMI Kota Banjarmasin pun membuat proposal bantuan, salah satunya diserahkan kepada Satgas BUMN.

Sebab, kata dia, sarana ini harus cepat ada, agar PMI Kota Banjarmasin juga bisa membantu daerah lainnya.

"Kebetulan UDD PMI Kota Banjarmasin satu-satunya di Kalimantan yang sudah memproduksi plasma konvalesen, PMI Balikpapan, Kalimantan Timur baru menyiapkan," ujar Aulia.

"Bahkan kemarin ada permintaan dari Sampit, Kalimantan Tengah untuk plasma konvalesen ini, terpaksa tidak bisa dipenuhi, karena dikirimnya harus beku, sementara freezer kita tidak bisa membuatnya demikian," ungkap Aulia.

Pencarian donor darah plasma konvalesen tidak gampang, sebab ada syarat-syarat tersendiri untuk orang yang memang sudah pernah terkonfirmasi positif COVID-19 hingga bisa sembuh.

Orang yang memenuhi syarat bisa donor plasma konvalesen ini dilihat lagi dari berbagai segi, termasuk usia, berat badan, hingga uji lainnya sampai tes HIV.

"Kita harus teliti melaksanakan semua tahapan itu, hingga hasilnya memang berkualitas," ujarnya.*

Baca juga: PMI Bali datangi penyintas untuk atasi krisis donor plasma konvalesen

Baca juga: Pendonor plasma dari BUMN ajak penyintas ikut mendonor

Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021